TVRI YOGYAKARTA NEWS – MARGOLARAS
Untuk yang ke 70 kalinya di akhir tahun 2024, Dinas Kebudayaan Kundha Kabudayan Daerah Istimewa Yogyakarta telah mengibahkan seperangat gamelan, kepada kelompok kelompok masyarakat pegiat seni budaya karawaitan, termasuk salah satunya untuk museum wayang beber sekartaji bantul terakhir di tahun ini.
Selain menjadi sarana melestarikan budaya dan upaya regenerasi, hibah seperangkat gamelan tersebut juga untuk mengenalkan Gamelan Gagrak Ngyogyakarta, serta sebagai amanat Dana Kesitimewaan urusan kebudayaan.
Perjalanan panjang pengelola museum wayang beber sekartaji di Sumbermulyo Bambanglipuro Bantul dalam upaya mendapatkan hibah seperangkat gamelan akhirnya tercapai, setelah Dinas Kebudayaan Kundha Kabudayan Daerah Istimewa Yogyakarta merealisasikan hibah seperangkat gamelan tersebut. Dinas Kebudayaan DIY mencatat hibah seperangkat gamelan untuk museum wayang beber sekartaji ini merupakan pengiriman yang ke 70 kalinya dari seluruh tempat di DIY, dan yang terakhir di tahun 2024. Pasca di serah terimakan, perwakilan Dinas Kebudayaan DIY mengapresiasi pengelola museum wayang beber yang memutuskan tidak memonopoli penggunaannya, namun juga dipersembahkan untuk warga masyarakat setempat baik untuk kegiatan belajar dan latihan, maupun pementasan. Dengan hibah gamelan tersebut diharapkan dapat mengenalkan dan membangkitkan seni karawitan kepada semua kalangan masyarakat, agar tetap lestari. Bahkan akan dikembangkan menjadi salah satu pendukung wisata budaya, yang dikelola dengan melibatkan pokdarwis desa setempat. Pengelola museum wayang beber sekataji merasa bersyukur atas diterimanya hibah gamelan tersebut, dan berkomitmen bersama warga masyarakat untuk mengembangkan seni karawitan lebih baju di wilayahnya.
“Disini kami persemabahkan boleh digunakan untuk umum, karena pedukuhan sriten kanutan ini memiliki masyarakat yang luar biasa sekali, apalagi kita sudah membranding dengan pusat pelestarian bineka tunggal ika kampung pancasila, sehingga gamelan yang ada disini bisa mensupport kebudayaan mengenalkan kebudayaan dari generasi muda hingga tua” ujar Pengelola Museum Wayang Beber Sekartaji, Indra Suroinggeno.
Lebih lanjut Diaz Radityo menyampaikan, dengan hibah tersebut tentu ada konsekwensi yang mengikutinya, yaitu terkait laporan penggunaan dan keaktifan dalam menggunakan gamelan. Hal tersebut harus dilakukan sebagai bentuk monitoring dan evaulasi bagi para penerima hibah. Sementara itu menurut keterangan salah seorang warga pengrawit, di wilayahnya dulu pernah terbentuk kelompok karawitan yang aktif berlatih meski menggunakan perangkat gamelan seadanya. Namun sejak terjadi musibah gempa bumi 2006 di Bantul dan DIY kegiatan tersebut berhenti total hingga saat ini. Warga bersyukur dengan adanya hibah seperangkat gamelan lengkap pelog slendro yang didedikasikan oleh museum wayang beber sekartaji ini, memberi semangat baru bagi warga masyarakat untuk berkesenian dan melestarikan seni budaya karawitan.