TVRI YOGYAKARTA NEWS – JATMIKO HADI
Tak banyak yang tahu, angguk putri yang merupakan tarian tradisional khas Kulonprogo, ternyata dilahirkan dari sebuah rumah kecil sederhana di pelosok desa.
Rumah milik pasangan Surajiyo 60 tahun dan Sri Wuryanti 58 tahun yang terletak di Kapanewon Kokap itu kini telah menjelma menjadi sanggar tari legendaris bernama Sripanglaras.
Inilah rumah sekaligus sangkar tari bernama Sripanglaras yang terletak di Dusun Pripih, Hargomulyo, Kokap, Kulonprogo. Sanggar milik pasangan seniman bernama Surajiyo 60 tahun dan Sri Wuryanti 58 tahun ini, merupakan sanggar legendaris yang dikenal sebagai tonggak lahirnya kesenian tari angguk putri khas Kulonprogo. Di tempat inilah, dulu sekitar tahun 1991 an, Surajiyo yang merupakan seniman karawitan serta Sri yang merupakan penari tari dolalak asal Purworejo, membuat kreasi tari angguk putri hingga populer dan dikenal seperti sekarang. Ditemui belum lama ini, Surajiyo mengaku pertama kali mengembangkan tari angguk putri setelah prihatin melihat kurangnya minat masyarakat menonton pentas tari angguk putra. Bersama istrinya ia lalu mengembangkan tari angguk putri. Siapa sangka sejak pementasan pertama di dusun, tari angguk putri mampu mendapat perharian luar biasa dari masyarakat. Sejak saat itulah tari angguk putri terus berkembang dan dipentaskan ke berbagai daerah. Sempat redup saat masa reformasi tahun 1998, Surajiyo dan Sri terus berupaya melestarikan tari angguk putri hingga eksis seperti sekarang. Lewat sanggar Sripanglaras milimnya ia banyak mengajarkan tari tersebut kepada generasi muda agar tidak punah.
“Awal mulanya dulu tahun 91 ada angguk putra, setiap pentas kok prihatin tidak ada penonton dan kurang di minati, maka saya sama istri kita berdiskusi alangkah baiknya kalau di ganti membuat angguk putri, maka 17 Agustus 91, dalam acara pentas seni di kampung saya, kita buat angguk putri, maka semenjak itu terus berkembang sampai sekarang, jadi pencetus angguk putri pertama di Kulonprogo itu kita, setelah tau ada angguk putri disini, maka mulai bermunculan tari angguk putri di berbagai tempat” ujar Surajiyo, seorang pencipta tari angguk putri.
Hingga kini, lewat sanggar Sripanglaras, Surajiyo dan Sri terus eksis mengajarkan tari angguk putri ke masyarakat. Total ada lebih dari 200-an penari mulai dari anak-anak, remaja, ibu-ibu hingga penyandang disabilitas belajar tari di tempat ini. Dengan kurikulum sendiri, mereka tak hanya belajar tari angguk putri saja namun juga berbagai jenis tari mulai dari klasik, kreasi dan sebagainya. Berkat kiprahnya mengembangkan dan melestarikan kesenian tari itulah Surajiyo dan Sri banyak mendapat penghargaan dari pemerintah.