TVRI YOGYAKARTA NEWS – SETYA BUDI
memanfaatkan sisa sampah organik keluarga, sebuah bank sampah di Kapanewon Nglipar, Gunungkidul, berhasil membuat produk kompos cacing.
Dengan harga yang sangat terjangkau, produk kompos cacing akan dipasarkan lokal Gunungkidul, menyasar petani hingga kelompok wanita tani atau kwt yang banyak mengembangkan pertanian organik.
tidak hanya fokus pada kegiatan pengumpulan dan pemilahan sampah, Bank Sampah Menur yang beranggota seratus ibu-ibu di Padukuhan Kedungpoh Lor, Nglipar, melebarkan sayap usaha, membuat kompos cacing organik. kompos dibuat memanfaatkan bahan baku sampah organik keluarga para anggota. sampah rumah tangga diolah dengan metode vermicomposting memanfaatkan cacing tanah sebagai pengurai. terdapat tiga tempat yang dipakai sebagai lokasi pembiakan cacing tanah. cacing dibiakkan dalam rak-rak berisi ratusan kotak media hidup cacing. di rak-rak inilah cacing berkembangbiak sekaligus menghasilkan kotoran berupa kompos. umdatul doria’ah ketua bank sampah menur mengatakan, bahan kompos berasal dari sampah sayuran dan buah-buahan. tiap hari anggota menyetrokan sampah keluarga ke beberapa unit rumah cacing. sampah akan terus ditambahkan ke tiap kotak cacing. tiap kotak kayu sebagai lokasi pembiakan berisi setengah kilogram cacing tanah. hanya membutuhkan waktu beberapa hari saja, kompos hasil penguraian sudah bisa dipanen. penggunaan cacing sebagai pengurai diakui meminimalisir adanya bau dari sampah. program yang didukung pt nindya karya, bersama laznas lmi ini mengembangkan total delapan ratus kotak pembiakan cacing tanah. ditunjang ketersediaan bahan baku yang melimpah, kedepan, diharapkan produksi kompos bisa dihasilkan rutin harian. target pemasaran kompos cacing adalah para petani yang hingga kini masih banyak menggunakan pupuk organik. bank sampah juga berkolaborasi dengan beberapa kelompok wanita tani atau kwt di seluruh Kapanewon Nglipar, yang banyak mengembangkan budidaya tanaman organik.
“Kita membuat program ini, ternaya sampah rumah tangga itu bisa punya nilai ekonomis, bisa untuk pakan ternak, bisa untuk pakan cacing, dan cacingnya itu bernilai ekonomis, dan sisa cacing atau komposnya itu bisa bermanfaat untuk pertanian jadi ekonomis” ujar Ketua Bank Sampah Menur, Umdatul Qori’ah.
diharapkan progam pemberdayaan ini bisa lebih menyejahterakan anggota. tidak hanya fokus mendapatkan hasil dari penjualan sampah anorganik saja, bank sampah diharapkan bisa mendapaat pemasukan rutin dari penjualan kompos cacing.
cacing yang dikembangbiakan juga berpotensi mendatangkan keuntungan lebih besar. 3 bulan sekali cacing bisa dipanen dan dipasarkan ke beberapa pengepul yang hingga saat ini masih mengandalkan pasokan dari luar Gunungkidul.