TVRI YOGYAKARTA NEWS – MUCHAMMAD RIDWAN
Belasan relawan dari beberapa komunitas relawan, di Kapanewon Gamping, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, antusias mengikuti pembinaan keterampilan kebencanaan.
Sejumlah materi disampaikan, salah satunya kesiapsiagaan menghadapi potensi bahaya gempabumi dan tsunami.
Staf Observasi Bagian Operasional Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, Stasiun Geofisika kelas 1, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyampaikan materi berupa kesiapsiagaan dalam menghadapi gempa bumi dan tsunami, dalam pembinaan keterampilan kebencanaan bagi relawan. Materi kali ini fokus disampaikan kepada relawan di Kapanewon Gamping, Sleman yang tergabung dalam komunitas relawan, komrel, seperti karbolo, TRC Gamping, TKD, GSS, kekandhangan, argoseto. Bahkan para babinsa dan bhabinkamtibmas masing-masing kalurahan, juga menyimak dengan seksama pemaparan materi. Dalam materi kesiapsiagaan, relawan diajak untuk memahami langkah praktis, dalam menyelamatkan diri maupun orang lain, saat bencana alam. Tak hanya itu, materi berupa identifikasi zona rawan bencana, di Kapanewon Gamping, Sleman melalui peta risiko bencana, relawan diajak memahami pentingnya jalur evakuasi, dan titik kumpul aman. Hal ini dilakukan, untuk meminimalkan korban jiwa dan kerugian material. Periode merusak gempa bumi kuat terjadi, sangat singkat, karenanya penting memprioritaskan untuk melakukan perlindungan diri.
“Pesan yang pertama, masyarakat tidak perlu takut dan panic, untuk negathrust itu kejadiannya di laut, dan kita tidak perlu panic untuk menghadapi hal itu, kita bekali dengan hal-hal yang bisa membantu selamat dari gempa dan tsunami” ujar Staf Observasi Bagian Operasional Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, Stasiun Geofisika kelas 1, Kabupaten Sleman, Heru Gunawan.
Pembinaan keterampilan kebencanaan bagi relawan, digelar Pemerintah Kapanewon Gamping, Sleman, dan diharapkan agar masyarakat lebih siap menghadapi berbagai kemungkinan bencana, yang terjadi sewaktu-waktu. Sinergi antara masyarakat dan pemerintah, menjadi kunci utama dalam mewujudkan kesiapsiagaan bencana yang optimal.