TVRI YOGYAKARTA NEWS – PAULUS YESAYA JATI
BPS DIY melaporkan inflasi bulan Desember 2024 menjadi yang tertinggi selama tahun 2024. Sedangkan, inflasi di DIY sepanjang tahun 2024 relatif terkendali karena masih berada di bawah asumsi makro 2,5%.
Komoditas emas perhiasan, beras, dan bawang merah menjadi penyumbang inflasi dengan frekuensi paling banyak muncul di sepanjang tahun 2024.
Bulan Desember 2024, Daerah Istimewa Yogyakarta mengalami inflasi sebesar 0,46% secara bulan ke bulan. Angka inflasi bulanan tersebut menjadi yang tertinggi dari keseluruhan inflasi sepanjang tahun 2024. Komoditas pendorong inflasi, yaitu cabai merah dan telur ayam ras masing-masing sebesar 0,06%. Kemudian, disusul komoditas tomat dan lainnya. Faktor musim menjadi salah satu penyebab yang mempengaruhi sejumlah komoditas menjadi pendorong inflasi di tengah peningkatan aktivitas pariwisata DIY saat libur panjang natal dan tahun baru. Untuk komoditas penghambat inflasi di Bulan Desember 2024, yaitu daging ayam ras, nangka muda, kentang, dan angkutan udara dengan andil masing-masing 0,01%. Di sisi lain, BPS DIY juga melaporkan 3 komoditas yang sering menjadi penyumbang inflasi di sepanjang tahun 2024. Secara umum, yaitu emas perhiasan, beras, dan bawang merah. Untuk komoditas pangan, beras dan bawang merah memiliki frekuensi sebanyak 6 kali sebagai penyumbang inflasi selama tahun 2024. Nantinya, data statistik tersebut dapat dipakai tim TPID DIY sebagai proyeksi pengendalian inflasi di tahun 2025 untuk komoditas yang perlu diwaspadai. Secara keseluruhan sepanjang tahun 2024, BPS DIY menyebut inflasi di DIY masih terkendali karena inflasi tertinggi Bulan Desember 2024 secara tahunan atau years on years, sebesar 1,28 lebih rendah dibandingkan angka inflasi secara Nasional sebesar 1,57%. Untuk komoditas pendorong inflasi secara tahunan di Bulan Desember 2024, yaitu emas perhiasan, kopi bubuk, dan minyak goreng. BPS DIY pun menyebut keberhasilan pengendalian inflasi di DIY selama tahun 2024 karena kinerja yang optimal dari tim TPID DIY yang secara berkala memonitor harga dan pasokan komoditas di pasaran. Harapannya, dengan inflasi yang terkendali dan pertumbuhan ekonomi yang stabil, akan membawa kesejahteraan bagi masyarakat.
“Kemudian untuk komoditas yang lain tergantung musim, apakah musim tahun ini komdoitas pertanian itu akan lebih kondusif daripada tahun lalu apa tidak, kalau iya maka akan meningkatkan produktifitas pertanian, tapi sebaliknya, kalau musimnya kurang kondusif, itu akan berpengaruh, jadi banyak factor didalamnya” ujar Kepala BPS DIY, Herum Fajarwati.
Untuk perkiraan situasi inflasi di tahun 2025, BPS DIY menyebut akan banyak dipengaruhi berbagai faktor, seperti kebijakan pemerintah, situasi dunia global, dan kondisi musim. Harapannya, kondisi musim untuk pertanian ke depan akan lebih kondusif agar panen lebih stabil dan produktif sehingga pasokan terjamin.
