Perkenalkan Kehidupan Desa Dengan Museum Desa

Perkenalkan Kehidupan Desa Dengan Museum Desa

TVRI YOGYAKARTA NEWS – DHIAN ADHIE

Mengisi libur natal dan tahun baru berkunjung ke Borobudur mungkin menjadi salah satu pilihan wisata. Namun ada lokasi wisata edukasi baru yang tak kalah menarik, yakni Museum Desa dan Galeri Seni Borobudur, yang berjarak 3 kilometer dari Candi Borobudur.

Selain disuguhkan berbagai macam koleksi warisan leluhur dan hasil karya lukisan, di museum ini juga ada wisata edukasi, yakni cara membuat kerajinan gerabah hingga dikenalkan berbagai jenis alat masak tradisional, dengan suasana bangunan rumah tradisional asli Desa Borobudur.

Inilah suasana Museum Desa dan Galeri Seni Borobudur, yang berada di Desa Karangrejo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Layaknya museum seperti biasanya, di lokasi ini disuguhkan berbagai macam jenis lukisan, koleksi tokoh wayang kulit, jam kuno hingga warisan leluruh dari senjata keris, alat alat pertanian hingga buku aksara jawa dengan tulisan tangan, yang dibuat oleh seniman pada abad 18. Lokasi yang berjarak sekitar 3 kilometer dari obyek wisata Candi Borobudur ini juga disuguhkan wisata edukasi, dari cara pembuatan kerajinan gerabah hingga dikenalkan berbagai jenis alat masak tradisonal hingga proses memasak dengan menggunakan tungku kayu. Bangunan adat tradisional warisan warga Borobudur pun mengingatkan wisatawan dengan suasana desa pada masa lalu. Pengelola Museum Desa dan Galeri Seni Borobudur, Umar Chusaini sengaja memilih wisata edukasi berkonsep pedesaan ini dengan tujuan untuk pelestarian desa melalui seni, sehingga desa tidak tergerus seiring perkembangan jaman dengan teknologi digital.

“Museum Desa dan Galeri Seni Borobudur ini lahir dari desa Karangrejo Borobudur ini mungkin desa yang lahir pertama kali di Indonesia, dengan menampilkan koleksi-koleksi tentang perkembangan Indonesia dari masa penjajahan hingga Indonesia merdeka, jadi di Museum Desa dan Galeri Seni Borobudur ini bisa dilihat selain barang-barang yang secara fisik bisa dilihat juga rumah tardisional petani di daerah Borobudur pada jaman dulu, dan sejata alat untuk bertani, ada juga senjata keris, tombak, jadi di Museum Desa dan Galeri Seni Borobudur ini sangat penting untuk generasi muda, karena itu akan memberikan sebuah nilai edukasi untuk generasi muda” ujar Pengelola Museum Desa dan Galeri Seni Borobudur, Umar Chusaini.

Untuk biaya masuk ke Museum Desa dan Galeri Seni Borobudur ini, para pengunjung cukup merogoh kocek sebesar 20.000 rupiah per orangnya dan jika mengambil paket kerajinan gerabah, pengunjung kembali dikenakan biaya 25.000 rupiah, per orangnya dan bisa membawa pulang hasil kerajinan gerabah yang dibuatnya. Diharapkan dengan wisata edukasi baru ini bisa menjadi pilihan wisata alternatif, saat berkunjung di Candi Borobudur.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *