TVRI YOGYAKARTA NEWS – ADHITYA PUTRATAMA
Akibat wabah Penyakit Mulut dan Kaki harga sapi di sejumlah pasar hewan di Kabupaten Gunungkidul mengalami penurunan.
Meski harga sapi turun, namun permintaan dari pembeli juga mengalami penurunan yang cukup signifikan.
Merebaknya wabah Penyakit Mulut dan Kaki atau PMK yang menyerang hewan sapi di Kabupaten Gunungkidul membuat harga jual sapi di sejumlah pasar hewan turun drastis. Kondisi tersebut sudah dirasakan para penjual sapi sejak beberapa pekan yang lalu. Di Pasar Hewan Siyonoharjo, Kapanewon Playen, Kabupaten Gunungkidul ini. Penurunan harga jual sapi hampir mencapai lima puluh persen. Hal tersebut menimbulkan keresahan tersendiri bagi para penjual sapi. Salah satu penjual sapi di Pasar Hewan Siyonoharjo, Kapanewon Playen, Kabupaten Gunungkidul, Wasis mengatakan, banyaknya kasus Penyakit Mulut dan Kaki atau PMK di Kabupaten Gunungkidul membuat harga jual sapinya menjadi turun, sapi miliknya yang semula mempunyai harga sekitar 15 juta, turun menjadi 8 hingga 9 juta rupiah.
“Sudah 21 hari, yang paling parah hari ini, pembeli membeli dengan harga separo harga, yang di beli hanya yang besar, yang kecil-kecil tidak laku, kalau jagal masih sehat masih di harga tinggi, kalau sapi sehat masih tinggi harganya, kalau sudah sakit-sakitan susah dijualnya. Solusi dari pemerintah hanya sapi yang sakit tidak boleh diperjualbelikan, kalau harapan saya, diberikan solusi yang baik dan benar, dengan cara diberikan modal untuk kita” ujar Wasis, salah seorang pedagang sapi.
Para pedgang sapi ini berharap, pemerintah daerah segera memberikan solusi terkait penanganan wabah Penyakit Mulut dan Kaki atau PMK. Sehingga, harga jual sapi dapat kembali normal.