Ekonomi DIY 2025 Diprediksi Tumbuh di Atas 5 Persen

Ekonomi DIY 2025 Diprediksi Tumbuh di Atas 5 Persen

TVRI YOGYAKARTA NEWS – HERDIAN GIRI

Pertumbuhan ekonomi Daerah Istimewa Yogyakarta pada 2025, diperkirakan masih tumbuh sekitar 5%, meski dibayang-bayangi kenaikan ppn menjadi 12%.

Ekonomi Daerah Istimewa Yogyakarta 2025, masih bertumpu pada sektor pendidikan dan pariwisata.

Proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2025, oleh Lembaga Domestik, Internasional sekitar 4,9 hingga 5,2%, secara tahunan. Sementara Bank Indonesia memproyeksikan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2024 berada di rentang 4,7 sampai 5,5%, dan 4,8 hingga 5,6% pada tahun 2025. Sementara proyeksi Kementerian Keuangan RI tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia, 5,2% pada tahun 2025. Sedangkan pertumbuhan ekonomi Daerah Istimewa Yogyakarta secara tahunan, tahun 2024 sekitar 5%, dan tahun 2025 sekitar 5,2% hingga 5,5%, bahkan bisa mendekati 6%. Pertumbuhan ekonomi DIY dan Indonesia tahun 2025, tidak terlepas dari adanya ancaman stagnasi sekuler, yaitu ekonomi tumbuh stagnan dan dimungkinkan tumbuh melambat. Kondisi tersebut, diakibatkan dengan kondisi ekonomi global, mulai dari ketegangan geopolitik hingga tekanan inflasi global. Karena itu, pertumbuhan ekonomi DIY tahun 2025 diprediksi akan sedikit lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi Indonesia. Potensi aktivitas pariwisata beserta turunannya, bisa menjadi motor penggerak, pertumbuhan ekonomi Daerah Istimewa Yogyakarta.

“Sekarang tidak ada kata selain kata optimis, dan menghadapi situsasi yang saat ini dijalani, dan tidak hanya di Yogyakarta saja, namun di berbagai daerah dimanapun, jadi hanya perlu bangun optimisme, dalam optimisme ini perlu direncanakan rancangan-rancangan kerja yang harus kita kerjakan di tahun 2025 supaya kita lepas landas karena ada macam-macam sector yang sudah berkembang, terutama dengan adanya kemajuan teknologi, IT, dan macam-macam” ujar Wakil Ketua Kadin DIY, Robby Kusumanegara.

Tingkat pengangguran terbuka Daerah Istimewa Yogyakarta, masih di angka 4,91% dan didominasi lulusan Perguruan Tinggi bahkan menjadi yang tertinggi di, diikuti lulusan SMA 4,54%. Statistik ini perlu menjadi perhatian bersama pemangku kepentingan, terutama perguruan tinggi di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Tingkat kemiskinan di Daerah Istimewa Yogyakarta, dalam beberapa tahun terakhir masih relatif tinggi di atas 10%, namun terus mengalami penurunan, bahkan penurunan yang tertinggi di antara provinsi lain di pulau jawa. Tingginya tingkat kemiskinan, juga berkaitan dengan tingginya ketimpangan di Daerah Istimewa Yogyakarta, dan terutama disumbang rumah tangga, lansia, dan pedesaan. Karena itu, program-program pemberdayaan masyarakat, perlu menyasar populasi tersebut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *