TVRI YOGYAKARTA NEWS – JATMIKO HADI
Pendapatan Asli Daerah dari sektor pariwisata tahun 2024 Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta, tak mencapai target yang ditetapkan.
Hal ini menjadi catatan, karena di tahun 2024 tarif retribusi masuk lokasi wisata, di Kulonprogo, naik dibanding tahun sebelumnya.
Hingga akhir tahun 2024, Pendapatan Asli Daerah, sektor pariwisata Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta, hanya sekitar 87%, atau 7,8 miliar rupiah, dari target 8,2 miliar rupiah. Meski dari sisi nominal meningkat, namun terdapat sejumlah faktor yang mempengaruhi tidak tercapainya target pad pariwisata ini. Salah satu penyebab utamanya adalah, turunnya perolehan retribusi, di sejumlah objek wisata, sehingga cukup berdampak pada kontribusi pemasukan pariwisata ke daerah. Turunnya jumlah kunjungan wisatawan, disebabkan karena perubahan tren kunjungan wisatawan, yang lebih banyak mengunjungi desa wisata, yang dikelola masyarakat, dibanding ke obyek wisata, yang dikelola pemerintah. Cuaca ekstrim beberapa bulan terakhir, juga turut memengaruhi penurunan minat wisatawan untuk berkunjung ke objek wisata.
“Kendalanya adalah, trend pariwisata kita sekarang itu lebih ke desa wisata sekarang, kalau kita hanya mengukur kinerja hanya dari Pendapatan Asli Daerah, dari retribusi yang terjual, nantinya akan jatuhnya tidak optimal, kita di 2-3 bulan ini cuaca amat sangat tidak memungkinkan karena curah hujan yang tinggi, jadi mempengaruhi pengujung untuk berwisata” ujar Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Kulonprogo, Joko Mursito.
Dinas Pariwisata Kabupaten Kulonprogo akan melakukan sejumlah evaluasi, dan menggenjot penerimaan pad di tahun mendatang, dengan berbagai upaya untuk menarik minat wisatawan, salah satunya memeprbanyak kegiatan wisata berskala nasional maupun internasional, dan menambah ikon baru di sejumlah objek wisata.
