TVRI YOGYAKARTA NEWS – DONNY RAHMAD
Tumbuhan hoya, merupakan salah satu kekayaan hayati flora Indonesia, yang memiliki nilai ilmiah, ekologis, ekonomis, dan budaya.
Sebagai bentuk dukungan nyata terhadap pelestarian hoya, pemerintah mendaftarkan sepuluh varietas hoya secara nasional.
Indoensia, merupakan pemilik tanaman hoya, dengan jenis terbanyak di dunia. The text book of hoya mencatat, di dunia terdapat 558 jenis tanaman hoya, sekitar tiga ribu di antaranya berasal dari Indonesia. Flora ini berbunga bulat indah nan cantik, dan dapat ditemui dari Sumatera hingga Papua. Ketua Perkumpulan Pelestari Tanaman Hoya Indonesia, Hervia Budi Latuconsina menyatakan, tanaman hoya memiliki nilai penting, dalam keanekaragaman hayati di Indonesia, karena mengandung nilai ekologi, ekonomi dan ilmiah.
Sebagai bentuk dukungan nyata terhadap pelestarian hoya, Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian Kementerian Pertanian Republik Indonesia, bersama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional serta Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan Kabupaten Sleman, mendaftarkan 10 varietas hoya secara Nasional. Uniknya kesepuluh varietas tersebut, diberi nama yang mencerminkan asalnya, yakni di kawasan Sleman sembada, seperti, pubi sembada, asteria maron sembada, cinta sembada, jawa sembada, sembada rejo, eksabinangun, jenar kuthuk, planthaven, padasan, dan suweng jambon. Saat ini, masih terdapat 40 pendaftaran varietas hoya lainnya, yang sedang diproses di pusat perlindungan varietas tanaman. Upaya ini dilakukan, untuk mencegah pencurian kekayaan alam, dan memperkuat pencatatan serta dokumen varietas.
“Kalau yang sekarang sebenernya, hoya ini kan dia bersama saudaranya ada 3, yaitu anggrek, nepentes, dan platiserum, itu adalah plasmanuta yang memang bener-bener potensi Indoensia, dan itu sudah kita coba kirim ke Jerman, dan disana saya bisa memberitahu ilmu yang sebenernya dengan habitat yang kita punya, dengan tanda daftar ini tentunya go Internasional akhirnya Internasional itu tahu, dan tidak bisa lagi di aku-akui oleh Negara lain seperti Thailand atau Filipina” ujar Ketua Pelestari Hoya Indonesia, Hervia Budi Latuconsina.
Proses pendaftaran tanaman hoya, memerlukan penelitian panjang, konservasinya sudah berlangsung selama puluhan tahun, tangkai bunga baru bermunculan setelah 5 hingga 10 tahun pemeliharaan, dan saat itu tanaman dapat dideskripsi, serta diberi nama. Pemberian sertifikat varietas tanaman berbungan cantik ini, menjadi momen penting, dalam upaya pelestarian kekayaan hayati lokal, serta penguatan identitas Kabupaten Sleman, daerah istimew yogyakarta, sebagai pusat biodiversitas tanaman hias hoya.