Prosesi Pemindahan Makam Keramat Terdampak Tol Yogya-Solo

Prosesi Pemindahan Makam Keramat Terdampak Tol Yogya-Solo

TVRI YOGYAKARTA NEWS – MUCHAMMAD RIDWAN

Prosesi pemindahan makam Kyai Kromo Ijoyo, yang terdampak pembangunan proyek Jalan Tol Solo-Yogyakarta-YIA, di Kalurahan Tirtoadi, Kapanewon Mlati, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, diikuti masyarakat dan pekerja proyek tol.

Menggunakan arak-arakan khas bregodo prajurit Kraton Yogyakarta, prosesi awal dilakukan dengan memanjatkan doa dan menanam bibit pohon pule.

Prosesi pemindahan 2 makam leluhur Kyai Kromo Ijoyo kakung dan putri, memakan waktu 2 hari, yakni pada hari pertama dilakukan prosesi pemindahan 2 bibit pohon pule, dan di hari kedua, dilakukan pemindahan 2 makam, dengan membawa serta bunga setaman dari Kraton Yogyakarta. Diawali dengan membawa sepasang pohon pule dikemas dalam 2 buah pot ini kemudian di arak bregodo khas prajurit Kraton Yogyakarta menuju ke makam yang baru sejauh 500 meter dari lokasi makam lama Kyai Mbah Kromo Ijoyo dan Nyi Kromo Ijoyo. Usai diarak kemudian 2 pohon pule tersebut di tanam di belakang makam bersamaan dengan bunga setaman. Oleh petugas pembangunan Jalan Tol Solo-Yogyakarta-YIA Kulonprogo, pemindahan 2 makam menggunakan prosesi adat jawa. Dalam prosesinya turut juga dipanjatkan doa, yang dipimpin Putri Kraton Yogyakarta, GKR Mangkubumi. Prosesi ini digelar selain untuk menghargai masyarakat atau leluhur warga setempat, dan juga mempertahankan heritage budaya Daerah Istimewa Yogyakarta, DIY. Tiba di makam yang baru selanjutnya 2 bibit pohon pule ditanam di belakang makam yang diikuti dengan bunga setaman dan disiram menggunakan air suci dari Kraton.

“Tetap menghargai kawasan heritage yang ada di Yogyakarta, seperti pemilihan pemakaman juga ditata dengan rapi, karena pemindahan makam ini kan sensitive sekali karena terlibat dengan keluarga dan keturunannya” ujar Putri Kraton Yogyakarta, GKR Mangkubumi.

Kyai Kromo Ijoyo atau Mbah Celeng merupakan sosok yang dipercaya masyarakat di Dusun Ketingan, Kapanewon Mlati, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, sebagai prajurit Pangeran Diponegoro melawan penjajah belanda. Dalam ceritanya, sosok mbah celeng sangat dihormati masyarakat sekitar, sekaligus tokoh penghuni pertama dusun tersebut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *