TVRI YOGYAKARTA NEWS – JATMIKO HADI
Minat pelajar SMA asal Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta, untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi, masih cukup rendah.
Berdasarkan data Balai Pendidikan Menengah Kulonprogo, siswa yang melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi saat ini, tercatat kurang dari 60%.
Minat siswa sekolah menengah atas di Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta, untuk melanjutkan studi ke jenjang perguruan tinggi, tergolong masih rendah. Jumlah siswa yang melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, tercatat masih di bawah 60%. Hanya satu hingga dua sekolah, yang lebih dari 60% muridnya, melanjutkan ke perguruan tinggi. Selain ketidaktahuan siswa, hal ini juga dipengaruhi kondisi ekonomi siswa, yang mayoritas berasal dari keluarga menengah ke bawah. Karena itu, ajang pengenalan perguruan tinggi ke sekolah maupun siswa, sangat dibutuhkan. Seperti halnya dilakukan SMA Negeri 1 Pengasih Kulonprogo, yang menggelar kegiatan kampus expo belum lama ini. Selain berfungai untuk memberikan informasi, dan edukasi tentang peluang siswa untuk bisa masuk ke perguruan tinggi, kegiatan semacam ini, juga diharapkan mampu membuat pelajar semakin termotivasi, dan membuka wawasan siswa, untuk melanjutkan ke perguruan tinggi. Salah satunya dengan memanfaatkan berbagai kemudahan fasilitas, keringanan biaya hingga beasiswa, yang disediakan pihak perguruan tinggi.
“Dengan adanya kampus expo ini, siswa dan siswi bisa mengetahui peluang-peluang untuk masuk di perguruan tinggi negeri maupun swasta, kalau kampus itu juga menyediakan beasiswa kemudahan-kemudahan fasilitas keringanan biaya, maka itu juga bisa membuka wawasan siswa akan lebih memotivasi untuk mau masuk ke perguruan tinggi” ujar Pengawas SMA Balai Dikmen Kulonprogo, Yustina Sri Rahayu.
Kampus expo juga membuat siswa bisa lebih mudah menentukan kampus maupun prodi, yang mereka minati. Dengan demikian, setiap siswa akan bisa mengenyam pendidikan, sesuai dengan bakat dan minat masing-masing. Semakin tingginya pendidikan siswa di Kulonprogo, juga kian memperluas kesempatan siswa, untuk mengangkat kondisi perekonomian keluarga, yang pada akhirnya akan turut mengatasi persoalan kemiskinan di Kulonprogo.