TVRI YOGYAKARTA NEWS – PAULUS YESAYA JATI
Jelang imlek 2025 penjualan buah jeruk dan apel di Pasar Kranggan Kota Yogyakarta masih belum mengalami peningkatan.
Dalam kepercayaan masyarakat Tionghoa, buah jeruk dan apel digunakan untuk keperluan sembahyang karena memiliki simbol keberuntungan, kemakmuran, dan kebahagiaan serta kedamaian.
Jelang perayaan imlek, penjualan buah jeruk dan apel di Pasar Kranggan Kota Yogyakarta masih belum mengalami peningkatan. Biasanya, buah-buah tersebut dipakai sebagai persembahan saat bersembahyang di klenteng jelang imlek. Hal ini disampaikan ibu win penjual buah yang berada tepat di depan klentheng poncowinatan. Dikatakannya, penjualan masih seperti hari-hari biasanya meskipun ada beberapa umat klenteng yang membeli buahnya untuk sembahyang. Ia menyebut biasanya umat klenteng membeli buah sebanyak 10 buah jeruk dan sepuluh buah apel. Untuk satu kilogram buah jeruk dihargai 20 ribu rupiah, sedangkan apel per kilogramnya dijual 32 ribu rupiah atau perbijinya 5 ribu rupiah tergantung ukuran. Untuk sembahyang, sejumlah umat biasanya juga ada yang membeli pisang. Untuk pisang dijual dengan harga 16 ribu rupiah satu sisirnya. Buah yang dijualnya di depan Klenteng Poncowinatan ini dibelinya dari sentra buah gamping. Berdasarkan pengalamannya berjualan sejak 2002, penjualan buah akan meningkat jelang beberapa hari mendekati imlek. Setiap harinya, Win berjualan buah dari pukul 5 hingga 10 pagi. Tepat di hari imlek, Win terpaksa menutup lapaknya karena depan klenteng harus bersih dan akan didatangi banyak umat. Dalam kepercayaan masyarakat Tionghoa, buah jeruk memiliki simbol keberuntungan, kemakmuran, dan kebahagiaan. Sedangkan, buah apel memiliki makna kedamaian.
“Sampai saat ini yang ibadah di klenteng masih banyak pembeli, sampai saat ini juga belum ada kenaikan, karena kebanyakan sudah pada bawa sendiri dari rumah” ujar Win, salah seorang pedagang buah.
Diketahui, pada tahun 2025 ini, perayaan imlek atau pergantian tahun baru Cina akan jatuh pada tanggal 29 Januari nanti. Klenteng poncowinatan pun telah melakukan persiapannya, salah satunya melakukan tradisi penyucian patung.