TVRI YOGYAKARTA NEWS – HERDIAN GIRI
Generasi Z atau generasi yang lahir pada tahun 1997–2012, mendominasi jumlah Not In Employment, Education, or Training atau NEET, dengan angka 5,7 juta orang.
Fenomena Not In Employment, Education, or Training atau NEET, menjadi perhatian analisis ketenagakerjaan di indonesia. Istilah ini, merujuk pada individu yang tidak bekerja, tidak bersekolah, dan tidak mengikuti pelatihan. Data bps menunjukkan dari sekitar 215 juta penduduk usia kerja, hampir 9 juta orang masuk dalam kategori NEET. Dari jumlah tersebut, sekitar 5,1 juta di antaranya adalah, perempuan. Banyak perempuan dalam kategori NEET memutuskan untuk tidak bekerja, karena alasan pribadi. Kelompok usia 20 hingga 24 tahun, mendominasi jumlah neet dengan angka 5,7 juta orang. Sementara itu, kelompok usia 15 hingga 19 tahun, berjumlah 3,2 juta orang. NEET dibagi menjadi dua kategori utama, yaitu mereka yang termasuk angkatan kerja, dan mereka yang bukan angkatan kerja. Sebagian individu dalam kategori neet sebenarnya, masih mencari pekerjaan, atau baru saja kehilangan pekerjaan. Data bps menunjukkan sekitar 4,4 juta orang, dalam kategori ini, termasuk dalam angkatan kerja. Beberapa faktor yang menyebabkan seseorang, menjadi NEET adalah, keterbatasan akses pendidikan, ekonomi, tanggung jawab keluarga, juga menjadi alasan utama seseorang tidak bekerja atau bersekolah. Kepala Badan Pusat Statistik, Amalia Adininggar Widyasanti, mengatakan hal itu, usai bertemu Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Hamengku Buwono X, di Kepatihan, Danurejan, Kota Yogyakarta. Menurutnya, fenomena neet di kalangan generasi Z ini, juga menjadi salah satu materi retret kepala daerah, di Magelang Jawa Tengah.
“Not In Employment, Education, or Training atau NEET ini tidak sama dengan pengangguran, kalau ada sebagian dari NEET yang bukan angkatan kerja, jadi sekitar 5 juta dari 9 juta bukan angkatan kerja, itu memang mereka memilih untuk tidak bekerja, jadi itu termasuk bukan pengangguran” ujar Kepala Badan Pusat Statistik, Amalia Adininggar Widyasanti.
Selain fenomena NEET di kalangan generasi Z ini, Kepala Badan Pusat Statistik, Amalia Adininggar Widyasanti, juga memberikan materi retret kepala daerah di Magelang Jawa Tengah tentang, cara memaknai statistik, untuk bisa membantu perumusan kebijakan daerah, yang lebih baik. Indikator utamanya yaitu, mengenai cara menghitung produk domestik bruto dan esensi konsepnya. Hal ini karena, inflasi menjadi salah satu ukuran kinerja pemerintah daerah setiap pekannya, melalui rapat koordinasi, yang dipantau langsung Kementerian Dalam Negeri dan BPS.