TVRI YOGYAKARTA NEWS – HERDIAN GIRI
Pelaku pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta, membidik potensi wisata insentif dari perusahaan swasta, menghadapi efisiensi anggaran. Wisata ini berpeluang, untuk menggantikan kontribusi besar kegiatan pemerintah, yang selama ini menopang industri pariwisata DIY.
Wisata insentif, merupakan program apresiasi perusahaan, terhadap karyawan atau mitra bisnis, yang diwujudkan melalui fasilitas perjalanan wisata. Namun, selama ini banyak perusahaan, yang lebih memilih destinasi luar negeri, padahal potensi wisata insentif di dalam negeri sangat besar. Gabungan Industri Pariwisata Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta meyakini, wisata insentif memiliki daya beli tinggi, sehingga diharapkan mampu menggerakkan berbagai sektor pariwisata, di tengah pengetatan anggaran pemerintah.
“Insentif masih menjadi kunci pada saat kita waktu mengukur bahwa yang hilang ini seberapa besar market pengganti, insentif menjadi salah satu jawaban, kedua kami sedang mendorong untuk mengisi paried-paried di low session kita” ujar Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta, Bobby Ardyanto Setyo Ajie.
Badan Promosi Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta meminta, para pelaku pariwisata berkolaborasi dengan UMKM. Upaya ini dilakukan, sebagai bagian promosi pariwisata, di tengah efisiensi anggaran.
Untuk menghdapi efisiensi anggaran, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta juga mendorong pemerintah, untuk membuka penerbangan langsung dari Thailand ke Yogyakarta International Airport, dan sebaliknya. Hal ini karena, penerbangan dari Thailand ke Yogyakarta akan terisi penuh, sebab jumlah wisatawan DIY ke Thailand cukup besar. Bahkan, terdapat kesamaan budaya dan agama, antara Indonesia dan Thailand, sehingga wisatawan Thailand akan berkunjung ke Candi Borobudur.
Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta optimis, dunia pariwisata masih bergeliat di tengah efisiensi anggaran, karena masih melakukan promosi melalui media sosial.
Sejumlah strategi lain juga mulai dipersiapkan Gabungan Industri Pariwisata Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta, menghadapi efisiensi anggaran, termasuk mengembangkan sport tourism, dan wellness tourism, yang bisa menggaet pasar wisata insentif.