TVRI YOGYAKARTA NEWS – ADHITYA PUTRATAMA
Untuk meyakinkan konsumen bahwa yang dibeli tidak merupakan hasil oplosan. Sejumlah SPBU di Gunungkidul harus menampilkan contoh BBM pertalite dan pertamax.
Terungkapnya kasus pengoplosan pertamax dengan pertalite di Petamina Patra Niaga, dirasakan berdampak kepada minat masyarakay membeli BBM khususnya jenis pertamax. Di SPBU yang berada di Kalurahan Baleharjo, Kapanewon Wonosari, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Penjualan BBM jenis pertamax pada beberapa pekan terakhir menunjukan adanya penurunan hingga 25%. Jika sebelumnya, dalam sehari SPBU ini dapat mengahabiskan BBM pertamax hingga 2.000 liter. Saat ini hanya menghabiskan 1.000 hingga 1.200 liter.sementara untuk BBM jenis pertalite dan pertamax turbo mengalami kenaikan meski hanya sedikit.
Sebagai upaya menaikkan omzet, sejumlah petugas SPBU sampai harus menampilkan sampel yang ditunjukkan kepada konsumen. Sampel tersebut ditampilkan dengan cara menuangkan BBM jenis pertalite dan pertamax kedalam botol plastik, sehingga konsumen dapat memastikan bahwa BBM yang dibeli sesuai dengan kebutuhan.
“Untuk saat ini dengan adanya berita pertamax ada campurannya itu sebenernya kurang benar atau tidak benar, karena sebelum BBM di distribusikan sudah dicek dahulu baik kualitas dan kuantitas, dampaknya untuk pertamax menurun sampai 25%, kalau untuk pertalite ada sedikit kenaikan sejak 2 minggu yang lalu” ujar Pengelola SPBU, Budiyono.
Pengelola SPBU ini berharap, kondisi dapat segera membaik dalam waktu dekat, sehingga masyarakat tidak khawatir dalam membeli bahan bakar terlebih di bulan ramadan dan musim libur panjang di lebaran idul fitri nanti.