TVRI YOGYAKARTA NEWS – MARGOLARAS
Kementerian Energi, dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia, berkomitmen untuk membasmi mafia migas, dan menata tata kelola minyak dan gas bersubsidi.
Menteri Energi, dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia, Bahlil Lahadalia, melakukan safari ramadan 1446 Hijriyah, dengan mengunjungi Kampus dan Asrama Madrasah Mualimin, di Sedayu Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kedatangan bahlil didampingi sejumlah tokoh Parati Golkar, di antaranya Nurul Arifin, Gandung Pardiman, Menteri ATR, BPN Nusron Wahid, dan Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, Wihaji. Rangkaian safari ramadhan diawali dengan melaksanakan sholat zuhur berjamaan, bersama ratusan siswa-siswi Mualimin. Dalam sambutannya, Ketua Umum Parati Golkar itu, merespon isu keresahan masyarakat, terhadap permasalahan gas elpiji dan BBM. Menurutnya, setiap tahun pemerintah mengeluarkan anggaran 240 hingga 250 Trilyun Rupiah, untuk subsidi gas elpiji dan BBM. Sejak tahun 2007 hingga sekarang, pemerintah belum pernah menaikkan harganya, dan dengan pemahaman harga gas elpiji subsidi 3 kilogram, dan di masyarakat maksimal 18.000 rupiah. Namun kenyataannya, harga yang dijual sampai di masyarakat rata-rata di atas 20.000 rupiah per-tabung.
“Dan inilah yang sedang saya tata, agar subsidi ini bener-bener tepat sasaran dan tidak dimainkan oleh mafia-mafia ini, dan memang bener melawan mafia ini tantangan yang paling besar, saya sebagai anak yang berproses dari bawah, anak bukan dari orang siapa-siapa, saya pernah menikmati beras raskin subsidi di Papua, saya merasakan sakitnya, saya merasakan betul-betul bahwa subsidi itu untuk rakyat yang berhak, begitu Allah SWT kasih saya amanah untuk menjadi menteri, maka saya akan basmi pemain-pemain, mafia-mafia yang bermain di sector migas, dimana kamu berada saya kejar” ujar Menteri Energi, dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia, Bahlil Lahadalia.
Sementara itu, kepada para jamaah bahlil berpesan, sekarang ini orang ingin menjadi pejabat atau orang hebat di negeri ini, sudah tidak lagi menjadi ukuran, karena orang tuanya dari kalangan orang berada. Namun, kini ruang sudah terbuka bagi orang-orang yang fokus belajar dan bekerja keras, untuk bisa mendapatkan tempat terhormat dan mengabdikan diri kepada ibu pertiwi.