TVRI YOGYAKARTA NEWS – MARGOLARAS
Penyuluh agama Kantor Urusan Agama Kapanewon Kretek Bantul berinovasi membuat program pesantren berbasis masjid, guna membantu pemerintah dalam memberantas buta huruf Al-Quran, dimana warga sasaranya sebagian besar kalangan orang tua dan lansia. Sejak dirintis tahun 2021 lalu, kini sebanyak delapan belas masjid di kapanewon kretek telah menjadi percontohan program pesantren berbasis masjid.
Momentum bulan ramadhan semakin membuat semangat para ibu-ibu lansia jamaah Masjid Al-Huda Kretek Bantul, dalam mengikuti program pesantren berbasis masjid yang diinisiasi oleh Yulianta seorang Penyuluh agama Kantor Urusan Agama Kapanewon Kretek Bantul. Terlebih masjid tersebut telah menjadi salah satu masjid percontohan pelaksanaan program pesantren berbasis masjid di wilayah Kapanewon Kretek Bantul. Sebuah masjid bisa dikatakan sebagai percontohan apabila sudah bisa mandiri, meski masih dilakukan pendampingan oleh tim dari KUA termasuk mengajar baca Al-Quran bagi lansia. Selanjutnya masyarakat melanjutkannya melalui istadz atau ustadzah dari kampung setempat, dengan tetap dimonotoring oleh tim KUA kretek. Selain fokus dalam mengajari baca Al-Quran, tim KUA Kretek juga memberikan materi baca iqro, kajian kitab, qiroah hingga tartil dan senandung asmaul husna.
“Kegiatan yang sangat langsung bersetuhan dengan masyarakat, mendekatkan ajaran agama dengan umatnya, ini yang memang menjadi sasaran utama bagi Kantor Kementerian Agama Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta” ujar Ketua Tim Penyuluhan dan Sistim Informasi Kantor Kementerian Agama Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, Nur Ahmad Gojali.
Sejak dirintis tahun 2021 silam, hingga kini setidaknya telah mewisuda sebanyak 576 lansia di Kapanewon Kretek Bantul. Di tahun 2025 ini jumlah masjid yang telah menjadi percontohan sebanyak 18 masjid, dan tujuh masjid lainnya merupakan rintisan menuju pesantren berbasis masjid.