TVRI YOGYAKARTA NEWS – PAULUS YESAYA JATI
PHRI DIY menyatakan kesiapannya mengelola sampah lebaran tahun 2025 secara mandiri. Pernyataan ini menepis tudingan hotel dan restoran sebagai penyumbang terbesar volume sampah di Kota Yogyakarta.
Sekitar 100 lebih anggota Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Kota Yogyakarta memastikan tidak menggunakan depo-depo sampah milik pemkot selama libur lebaran 2025. Pasalnya, sejak Tempat Pembuangan Akhir Piyungan ditutup, anggota PHRI DIY telah mengelola sampahnya secara mandiri dengan metode pemilahan, bahkan PHRI DIY telah membentuk satgas pengelolaan sampah. Satgas ini bertugas untuk pengawasan hotel dan restoran agar disiplin menjalankan pengelolaan sampah secara mandiri. Untuk sampah organik, biasanya telah diambil pihak ketiga untuk berbagai keperluan seperti pakan ternak dan pupuk. Untuk sampah non-organik seperti plastik dan kertas, telah dikumpulkan untuk menjadi komoditas yang bernilai uang. Di sisi lain, pengelolaan sampah hotel dan restoran tidak asal-asalan karena telah memiliki regulasi sendiri seperti audit dari pihak terkait. Sejak lama, PHRI DIY juga telah mengeluarkan surat edaran agar tidak membuang sampah ke depo-depo di wilayah Yogyakarta dengan ancaman sanksi dikeluarkan dari keanggotaan jika melanggar.
“Pemerintah selama ini sudah kita sampaikan bahwa kami sudah memilah dari awal, tamu sudah kita minta untuk lebih bijak dengan sampah, karena house keeping itu memilahkannya itu jenis plastic dan non-plastik, kita turun kita pilah lagi, organic dan non-organik dan libah B3, dan kita bekerjasama dengan pihak terkait” ujar Ketua Satgas Pengelolaan Sampah PHRI DIY, Novi Susanto.
Sebelumnya, Pemkot Yogyakarta memprediksi adanya kenaikan volume sampah sebanyak empat kali lipat saat libur lebaran 2025. Pemkot Yogyakarta pun mengimbau kepada berbagai pihak untuk lebih bijak agar sampah yang dihasilkan tidak melonjak tinggi, terutama dari restoran dan hotel.
