TVRI YOGYAKARTA NEWS – MUCHAMMAD RIDWAN
Memasuki usia 4 tahun, setiap bulannya buah klengkeng yang memiliki rasa manis ini bisa dipanen secara bergantian. Dari panen dengan cara wisata petik buah itu, Joglo Tani Indonesia mampu meraup uang hingga puluhan juta rupiah.
Selaku pengelola wisata petik buah kengkeng, Joglo Tani Indonesia di Dusun Mandungan, Kalurahan Margoluwih, Kapanewon Seyegan, Kabupaten Sleman To Suprapto dalam setiap bulannya mampu memperoleh pendapatan mencapai 90 juta rupiah. Pendapatan yang besar ini diperoleh dari 500 pohon yang ditanam di lahas seluas kurang lebih 1,5 hektare. Pendiri Joglo Tani Indonesia, To Suprapto menjelaskan dari 500 pohon itu setiap bulannya bisa dipanen dari 30 hingga 35 pohon. Dengan rincian satu pohon bisa menghasilkan 50 kilogram buah klengkeng jenis new kristal yang biasa dipasarkan ke sejumlah perusahaan besar melalui kegiatan-kegiatan karyawan maupun dijual ke supermarket di harga 35 hingga 50 ribu rupiah perkilogram, sehingga dalam setahun bisa terus panen dan mendapatkan penghasilan rutin setiap bulannya. Budidaya pohon buah klengkeng di Joglo Tani Indonesia ini dilakukan dengan teknik booster dan pemupukan rutin menggunakan pupuk kandang. Buah klengkeng lokal ini memiliki sejumlah keunggulan dibanding buah impor, diantaranya lebih segar, lebih manis, daging buah tebal dan renyah dengan biji kecil, sehingga lebih awet tanpa pengawet.
“Dengan 500 pohon itu, kami melakukan teknis secara booster dengan panen setelah umur 2 tahun itu perbulan, jadi kami bagi rata-rata 35-48 pohon yang kami panen” ujar Pendiri Joglo Tani Indonesia, To Suprapto.
Jenis buah klengkeng new kristal sendiri dinilai mampu beradaptasi dengan lingkungan dan bisa ditanam disemua dataran.