TVRI YOGYAKARTA NEWS – SETYA BUDI
Kerupuk kering dari olahan singkong bernama patilo, menjadi oleh-oleh favorit incaran pemudik yang akan dibawa ke kota perantauan. Masa lebaran, penjualan jajanan khas Kapanewon Tanjungsari dan Tepus Gunungkidul ini melonjak tajam, sehingga bahan baku singkong harus ditambah dan didatangkan dari luar wilayah.
Patilo merupakan jajanan khas pedesaan Gunungkidul yang banyak dicari pembeli saat masa lebaran. Jajajan berupa kerupuk kering dari olahan pati singkong ini menjadi incaran para pemudik dan perantau untuk dijadikan buah tangan atau oleh-oleh. Salah satu kios penyedia kerupuk patilo di Kalurahan Ngestirejo, Tanjungsari, ini pun tiap hari ramai pembeli. Pembeli yang banyak didominasi pemudik atau perantau rela meluangkan waktu berbelanja jajanan khas Gunungkidul ini. Rubiyati penjual sekaligus produsen patilo mengatakan, penjualan mulai terasa melonjak tajam sejak awal lebaran lalu, dan terus berlanjut hingga saat ini. Dalam sehari puluhan longsong atau kemasan patilo ludes diborong pemudik. Dalam sehari paling tidak penjual harus menyediakan 80 lebih longsong kemasan patilo yang biasanya habis diborong pemudik. Berada di jalur wisata, toko patilo ini juga sering dikunjungi wisatawan pantai yang sengaja mampir berbelanja dari pulang berwisata. Tiga hari berjualan, Rubiyati mengaku bisa menjual ratusan kemasan longsong patilo berbagai ukuran. Tidak hanya patilo, kerupuk lempeng singkong juga banyak dicari pembeli. Untuk bisa melayani ramainya permintaan, pembelian di masa lebaran, jauh hari produsen sudah mulai menggenjot produksi. Bahan baku tambahan singkong mentah juga harus didatangkan dari Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah.
“Kalau dulu itu pemasaran lempeng dan patilo itu sulit, sekarang itu sudah memasyarakat, jadinya lebih dikenal, apalagi ini khas wilayah sini, kalau singkong wilayah Gunungkidul itu belum panen, kalau ada pun sedikit, istilahnya singkong bandangan, singkong bandangan itu singkong sisa panen kemarin” ujar Rubiyati, penjual patilo.
Kerupuk patilo sendiri terbuat dari sari pati tepung singkong. Pati dari perasan parutan singkong terlebih dahulu harus di fermentasi, sebelum akhirnya di olah dan dibentuk, untuk kemudian dijemur kering dan siap di pasarkan. Patilo kering terlebih dahulu harus digoreng, sehingga akan didapat tekstur renyah saat dinikmati.