TVRI YOGYAKARTA NEWS – MUCHAMMAD RIDWAN
Pelaku usaha kerajinan dan mebel, di Kalasan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, mulai merasakan dampak tarif trump, yang diberlakukan sejak 2 April 2025. Salah satu dampak adalah, tertundanya pesanan dari buyer Amerika Serikat.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump, menetapkan tarif impor barang asal Indonesia, sebesar 32%. Tarif terbaru tersebut merupakan tarif timbal balik atau resiprokal, karena Indonesia juga mengenakan tarif, terhadap produk-produk dari negeri Paman Sam, yang masuk ke tanah air. Akibat kebijakan itu, Indonesia menjadi negara ke 8, dengan tarif impor tertinggi. Kebijakan negara adikuasa itu, mulai berdampak pada penurunan utilitas industri mebel di Indonesia. Di Daerah Istimewa Yogyakarta, dampak ini dirasakan, Ahmad Nuryanto, salah seorang pelaku usaha di Dusun Glondong, Tirtomartani, Kalasan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Menurutnya, setidaknya terdapat 3 pesanan produk kerajinan, yang terpaksa tertunda pembelian atau pembayarannya. Tiga pesanan, yang semestinya sudah teralisasi itu, menjadi tertunda karena kebijakan tarif trump tersebut. Pihaknya belum mengetahui, hingga kapan penundaan tersebut, karena hal itu adalah otoritas buyer, sehingga selaku pengusaha kerajinan atau produsen, hanya bisa menunggu. Menurut pria yang membangun usahanya dari bawah ini, banyak kemungkinan yang bisa terjadi, sebagai dampak kebijakan tarif trump tersebut, mulai dari penundaan, penghitungan ulang nilai jual, pengurangan kuantitas, hingga pembatalan order. Ahmad Nuryanto berharap, penundaan 3 order yang dialami sebanyak 5 kontainer, tidak sampai mengalami pembatalan.
“Untuk yang sekarang jelas kami belum bisa mengatakan, tapi 1-3 bulan kedepan baru merasakan, karena kami ada pendingan PO dari sana ada 3 PO yang harus diterbitkan di awal sebelum lebaran, tapi karena ada kendala libur dan lainnya itukan mematikan proses produksi kami, jadi kami meminta pending, apakah nanti diberikan atau tidak, kalau tidak jadi diberikan atas dasar salah satunya biaya impor yang naik, tidak menutup kemungkinan untuk mempengaruhi kami, karena kami itu total ekspor bukan total lokal ujar Pelaku usaha kerajinan, Ahmad Nuryanto.
Sejauh ini di tempatnya, Ahmad Nuryanto dengan ratusan tenaga kerjanya, mampu memproduksi berbagai kerajinan berbahan natural fiber seperti pelepah pisang, eceng gondok, pandan, dan daur ulang plastik, serta mebel berbahan kayu. Hasil kerajinannya harus diekspor minimal 5 kontainer, ke Amerika Serikat dan Eropa, salah satunya ke Inggris.