TVRI YOGYAKARTA NEWS – SETYA BUDI
Petani cabai di Kapanewon Playen, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mampu meraup untung besar, saat terjadi lonjakan tinggi harga cabai di pasaran saat ini.
Untung besar didapat petani, karena harga jual kali ini naik hingga berkali-kali lipat, dibanding musim tanam sebelumnya.
Di tataran petani cabai Kapanewon Playen, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, harga jual cabai keriting merah bisa berfluktuasi, di harga jual dari 50 ribu, hingga 68 ribu rupiah per kilogram. Harga saat ini, mengalami lonjakan bekali-kali lipat, dibandingkan harga jual pada periode musim tanam sebelumnya. Keuntungan besar mampu diperoleh petani. Sekali petik, petani di wilayah ini bisa memperoleh omset jual paling tidak hingga 5 jutaan rupiah, dari hasil penjualan sebanyak satu kuintal cabai. Meski harus mengelurakan biaya ekstra untuk perawatan, namun untung besar masih tetap bisa diperoleh, petani cabai. Tidak hanya keuntungan besar, pemasaran cabai saat ini juga terbilang mudah. Banyak pemesan dari dalam Kota Wonosari dan beberapa kapanewon lain, rutin memasan cabai ke para petani. Selain banyak dari kalangan pedangang sayuran, pembeli juga datang dari jasa katering dan usaha rumah makan. Mereka banyak memesan ke petani lokal, karena bisa mendapat harga beli lebih miring.
“Kenaikannya kali ini lebih besar, sekitar 80% kenaikannya, dulu di harga 10 ribu, sekarang hampir fluktuasinya 50-68 ribu, tahun kemarin dari luar daerah juga beli di tempat kita juga, jadi tidak hanya dari lokal saja, karena ini belum panen raya, jadi ini masih proses petik” ujar Marsudi, salah seorang petani cabai.
Petani memperkirakan, harga jual masih stabil tinggi di bulan Januari, hingga awal Februari 2025. Di puncak panen raya, cabai lokal playen ini juga banyak diminati pedagang besar seperti dari Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, hingga Klaten, Jawa Tengah.