Tanam Kangkung Saat Penghujan Lebih Untung

Tanam Kangkung Saat Penghujan Lebih Untung

TVRI YOGYAKARTA NEWS – SETYA BUDI

Petani kangkung di Kapanewon Wonosari, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menikmati harga jual cukup menguntungkan pada musim penghujan.

Harga jual per ikat kangkung saat ini diharga 1.500 rupiah, jauh lebih baik dibanding harga jual saat kemarau lalu yang hanya dihargai lima ratus rupiah per ikatnya.

Masuk musim penghujan, tidak banyak petani yang memilih tanaman kangkung untuk dibudidayakan. Lahan sayuran di Kapanewon Wonosari, banyak dipakai untuk budidaya tanaman padi. Kondisi ini menjadi peluang tersendiri bagi petani yang masih setia membudidayakan sayuran kangkung. Tidak banyak dibudidayakan, harga jual kangkung di tataran petani saat ini terbilang lumaya baik, dan bisa memberi untung bagi petani. Pujiyanti salah seorang petani di kalurahan duwet mengaku, harga kali ini jauh lebih baik dibandingkan saat akhir kemarau tahun lalu. Saat ini, harga jual per ikat kangkung bisa mencapai seribu lima ratus rupiah. Saat momen tahun baru lalu, bahkan harga jual sempat menyentuh 2.500 rupiah per ikatnya. Harga jual kali ini sudah cukup memberikan keuntungan. Apalagi tanaman ini bisa dipanen di umur tanam yang terbilang cukup singkat. Di lahan ini, pemilik mengaku bisa memanen kangkung cabut di umur tanam 25 hari. Membaiknya harga jual kali ini lebih disebabkan jumlah pasokan di pasaran yang juga terbatas. Tidak banyak petani sayuran lokal di Gunungkidul memilih budidaya kangkung. Budidaya kangkung saat penghujan juga diakui petani tidak menemui banyak kendala. Yang perlu disiapkan dengan baik adalah drainase lahan, untuk menghindari tanaman tergenang. Biaya pemupukan untuk tanaman kangkung juga diakui lebih terjangkau jika dibandingkan beberapa jenis sayuran lainya.

“Biayanya tidak sampai separoh, modalnya paling 300-an sampai akhir, merawatnya hanya dicabuti untuk ramput di sekitarnya, dan diberi pupuk secara rutin” ujar Pujiyati, salah seorang petnai kangkung.

Harga yang membaik juga dibarengi dengan mudahnya pemasaran. Banyak pedagang sayuran baik dari wilayah Wonosari, hingga semanu, memesan langsung ke petani dalam jumlah cukup banyak untuk kembali dijual.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *