TVRI YOGYAKARTA NEWS – MUCHAMAD RIDWAN
Sejak sepekan terakhir, harga kebutuhan pangan terutama beras naik, yang dibarengi dengan naiknya harga telur dan minyak goreng.
Pedagang berharap agar pemerintah segera turun tangan menangani ketidakstabilan harga, salah satunya dengan rutin melakukan operasi pasar.
Sejak memasuki bulan Februari 2024, dan memasuki awal tanam padi, harga beras di Pasar Cebongan, Kapanewon Mlati, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta tidak stabil, bahkan cenderung terus naik. Kenaikan terutama terjadi pada beras jenis premium, salah satunya C4, dari empat belas ribu rupiah perkilogram menjadi enam belas ribu rupiah perkilogram. Para pedagang beras Pasar Cebongan tidak mengetahui secara pasti, penyebab kenaikan harga beras tersebut. Akibatnya, mereka terpaksa menaikan harga dari pemasok beras asal Klaten dan Sragen. Jika harga tak dinaikkan, kerugian akan dialami para pedagang di pasar tradisional. Kenaikan harga beras, terutama terjadi pada jenis C4 sangat beralasan, karena saat ini jenis beras di pasaran hanya ada jenis tersebut. Sementara untuk jenis lain, seperti rojolele maupun cianjur, sangat susah didapatkan, karena belum mulai memasuki masa panen.
Kenaikan harga beras membuat sebagian pembeli mulai melakukan pembatasan pembelian beras, dari semula biasanya membeli 10 kilogram beras, turun menjadi 3 hingga 5 kilogram. Selain beras, kenaikan harga juga terjadi pada kebutuhan pangan lain, seperti telur dari 27 ribu rupiah naik menjadi 28 ribu rupiah, serta minyak goreng premium naik dari 16 ribu, menjadi 18 ribu rupiah perliter.