TVRI YOGYAKARTA NEWS – HERDIAN GIRI
Pemda daerah istimewa Yogyakarta, berkunjung ke balai pelestarian kebudayaan wilayah 15 Bali, untuk memperdalam sistem pengelolaan warisan budaya dunia Unesco, Subak.
Kunjungan ini diharapkan, mampu memperluas dan menambah wawasan, untuk melestarikan kawasan sumbu filosofi, yang beberapa waktu lalu, telah ditetapkan sebagai warisan budaya dunia oleh Unesco.
Badan perserikatan bangsa-bangsa untuk pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan, Unesco, menetapkan sumbu filosofi Yogyakarta, sebagai salah satu warisan dunia dari indonesia, pada sidang ke-45 komite warisan dunia, di riyadh, arab saudi, pada 18 september 2023. Pemerintah daerah, daerah istimewa Yogyakarta langsung melakukan beberapa langkah strategis. Di sisi regulasi, bumi mataram itu, telah menerbitkan keputusan gubernur DIY nomor 360 tahun 2023, tentang sekretariat bersama pengelolaan warisan dunia sumbu filosofi Jogja. Keputusan gubernur ini, digunakan sebagai fondasi, untuk memastikan fungsi komunikasi, penyiapan kebijakan dan strategi pengelolaan, koordinasi-integrasi perencanaan, operasional, monitoring dan evaluasi, serta mendukung fungsi pelaporan. Semua fungsi itu menjadi urgensi, karena atribut warisan dunia sumbu filosofi jogja, sangat dipengaruhi beberapa hal, yakni tekanan pembangunan, tekanan lingkungan, kesiapsiagaan bencana, isu pariwisata berkelanjutan, dan eksistensi sosial-budaya masyarakat sekitar. Sekeretaris daerah, daerah istimewa Yogyakarta, Benny Suharsono mengatakan hal itu, saat berkunjung ke balai pelestarian kebudayaan wilayah 15 Bali, untuk memperdalam sistem pengelolaan warisan budaya dunia Unesco, Subak. Menurutnya, Bali dipilih sebagai tujuan studi banding, karena subak telah lebih dulu ditetapkan sebagai warisan budaya dunia sejak 2012, bahkan hingga saat ini, masih konsisten mempertahankannya.
Warisan budaya, yang diakui Unesco pada Subak, bukan hanya pada sawahnya, melainkan unsur sistem yang membentuk lanskap area tersebut, yaitu substansi filosofi tri hita kirana di dalam subak. Luas lanskap subak sekitar 21 ribu hektar, yang terdiri dari lima klaster, yakni danau batur lebih dari seribu 800 hektar, pura ulun danu batur 32 koma 50 hektare, das pakerisan sekitar 717 ribu hektar, lanskap subak catur angga batukaru hampir 20 ribu hektare, dan pura taman ayun 58 koma 20 hektar