TVRI YOGYAKARTA NEWS – HERDIAN GIRI
Desa Penglipuran, yang terletak di Jalan Penglipuran, Kubu, Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli, Provinsi Bali, adalah salah satu desa adat yang terkenal di Bali. Desa ini merupakan salah satu dari sembilan desa adat di Bali dan memiliki sejarah panjang serta kaya akan nilai budaya. Desa Penglipuran diyakini telah ada sejak abad ke-9 Masehi dan menjadi salah satu desa tertua di Pulau Dewata. Penglipuran dalam bahasa Bali memiliki arti tempat peribadatan suci, yang sesuai dengan tujuan awal didirikannya desa ini sebagai tempat memuja bagi para leluhur masyarakat sekitar. Namun, seiring berjalannya waktu, desa ini berkembang menjadi pusat kehidupan masyarakat yang sangat terikat dengan nilai-nilai budaya dan agama Hindu. Adat istiadat masih dijaga dengan sangat ketat oleh penduduk setempat, sehingga desa ini dapat menjadi contoh pelestarian budaya Bali yang masih autentik.
Jika Anda pernah berkunjung ke Desa Penglipuran, Anda pasti tidak asing dengan arsitektur rumah tradisional di desa ini. Rumah tradisional ini, juga dikenal sebagai rumah panggung, menjadi salah satu aspek budaya yang paling ikonik di antara lainnya. Penggunaan material alami seperti kayu dan bambu terus dipertahankan pada rumah warga, termasuk setiap rumah yang dirancang dengan simetris dan dihiasi dengan ornamen tradisional Bali yang cukup unik.
Mata pencaharian utama penduduk sekitar adalah bertani padi dan sayuran. Industri pariwisata juga turut dikelola oleh masyarakat setempat, hingga menjadi berkembang seperti saat ini. Mereka membuka homestay, toko suvenir, hingga warung makan untuk para wisatawan. Penduduk Desa Penglipuran memiliki sistem pengelolaan sampah yang proaktif dan efisien, dengan tujuan menjaga kebersihan lingkungan desa tersebut.
Sebagai salah satu desa adat yang masih menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dari nenek moyang, Desa Penglipuran memiliki tata ruang desa yang masih mengusung patokan adat. Keunikan dari tata ruang desa ini adalah konsep yang digunakannya, yaitu konsep Tri Mandala, sebuah konsep tata ruang yang dibagi menjadi 3 wilayah yang berbeda. Pada wilayah utama, terdapat Utama Mandala, kemudian Madya Mandala, lalu Nista Mandala. Ketiganya memiliki fungsi yang berbeda-beda, dan pembagian wilayah diurutkan dari utara hingga selatan. Pada bagian utara, yaitu Utama Mandala, yang dijadikan sebagai tempat suci, tempatnya para dewa, dan disinilah tempat-tempat ibadah didirikan. Lalu pada bagian tengah ada kawasan Madya Mandala, merupakan tempat pemukiman warga yang dibangun secara berbanjar sepanjang jalan utama. Dan yang terakhir ada wilayah bagian selatan yaitu Nista Mandala, pada bagian ini khusus dijadikan sebagai pemakaman penduduk.
Desa Penglipuran Bali merupakan contoh luar biasa dari keberhasilan nilai-nilai pelestarian lingkungan dan budaya. Dengan memadukan kehidupan tradisional yang kaya nilai budaya dan keindahan alam, serta komitmen kuat, menjadikan Desa Penglipuran ini sebagai salah satu objek wisata di Bali yang sangat diminati para wisatawan. Bukan hanya sebagai tempat yang indah untuk dikunjungi, tapi Desa Penglipuran Bali juga menjadi contoh, melalui upaya masyarakat setempat, dalam menjaga lingkungan dan pelestarian budayanya.