TVRI YOGYAKARTA NEWS – AGUNG NUGROHO DAN ARIEF HERIAWAN
Komisi A DPRD Daerah Istimewa Yogyakarta dan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) sepakat menjadikan keberadaan museum sebagai wahana penting dalam program pembentukan profil pelajar Pancasila.
Di Daerah Istimewa Yogyakarta, keberadaan museum menjadi peluang dalam meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pendidikan Pancasila dan wawasan kebangsaan, serta memberi kesempatan bagi Pemerintah Provinsi NTB dalam pembelajaran sejarah melalui museum.
Komisi A DPRD Daerah Istimewa Yogyakarta melakukan kunjungan kerja ke Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Nusa Tenggara Barat. Sekretaris Komisi A DPRD DIY, Rany Widayati, mengatakan pihaknya mendapatkan wawasan mengenai adanya Museum Desa dari Pemerintah Provinsi NTB. Program Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga NTB, yaitu “Kotaku Museumku, Kampungku Museumku,” cukup menarik untuk diimplementasikan di Daerah Istimewa Yogyakarta. Hal ini karena Bumi Mataram memiliki karakter dan kearifan lokal yang menarik, di mana setiap desa memiliki cerita yang bisa diangkat, termasuk peninggalan benda-benda bersejarah yang bisa dijadikan koleksi museum. Hal ini dapat dirangkai dalam sebuah cerita dan dimuseumkan, serta menjadi opsi wisata.
Museum di desa juga bisa menjadi pendongkrak ekonomi warga setempat, ditambah dengan atraksi penunjang di museum yang bisa melahirkan minat kunjungan wisatawan. Untuk itu, Komisi A DPRD DIY mendukung dan mendorong hadirnya Museum Desa di Daerah Istimewa Yogyakarta. Sementara itu, pengelola museum Heru menyatakan bahwa NTB merupakan persilangan budaya yang sangat kaya, karena Lombok terpengaruh tradisi Majapahit dan Pulau Sumbawa. NTB juga sebagai persemakmuran Kerajaan Gowa, karena terpengaruh Sulawesi, sehingga banyak benda artefak dua peradaban tersebut di NTB.
Melalui pendampingan 99 desa wisata yang sudah ditetapkan, Pemerintah Provinsi NTB terus menggali potensi kebudayaan di desa-desa lainnya, sehingga akan menambah daya saing dan potensi wisata di NTB.