TVRI YOGYAKARTA NEWS – TRI HARTANTO
Tradisi Garebeg Besar perayaan Idul Adha kembali digelar di Keraton Yogyakarta pada hari Selasa siang. Tahun ini, Keraton Yogyakarta mengeluarkan tujuh buah gunungan yang dibagikan di sejumlah tempat, yakni Masjid Gedhe Kauman, Mangkubumen, Puro Pakualaman, dan Kepatihan.
Setelah didoakan, gunungan tersebut diperbutkan oleh warga dan wisatawan yang hadir di halaman Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta. Acara Garebeg Besar perayaan Idul Adha ini disaksikan ribuan masyarakat maupun wisatawan di kompleks Keraton Yogyakarta hingga kawasan Alun Alun Utara yang menjadi lokasi utama prosesi Garebeg Besar Idul Adha tahun 1445 Hijriah.
Garebeg Besar dilakukan dengan mengarak tujuh buah gunungan, yaitu Gunungan Kakung, Estri, Gepak, Darat, dan Pawuhan, yang diawali dengan pengawalan oleh 10 prajurit Bregada. Gunungan Keraton diarak ke sejumlah lokasi, termasuk Masjid Gedhe Kauman, Mangkubumen, Puro Pakualaman, dan Kepatihan. Dalam tradisi ini, masyarakat bisa mendapatkan bagian ubarampe gunungan yang dibagikan di Masjid Gedhe Kauman dan Puro Pakualaman.
Prosesi Garebeg Keraton Yogyakarta ini juga menjadi salah satu daya tarik wisatawan yang datang berkunjung ke Kota Yogyakarta. Selain itu, bagi warga DIY, mendapatkan hasil bumi dari gunungan ini dipercaya membawa berkah dan kesejahteraan.
Garebeg Hajad Keraton Yogyakarta digelar tiga kali setahun, yaitu pada Idulfitri, Iduladha, dan Maulid Nabi Muhammad SAW. Gunungan merupakan perwujudan kemakmuran Keraton atau pemberian dari raja kepada rakyatnya, serta merupakan wujud rasa syukur dan mangayubagya yang diwujudkan dengan memberikan rezeki pada masyarakat melalui ubarampe gunungan yang berupa hasil bumi dari Tanah Mataram.