Belasan Tahun, Kepala Dukuh Nanggulan Kelola Sampah

Belasan Tahun, Kepala Dukuh Nanggulan Kelola Sampah

TVRI YOGYAKARTA NEWS MUCHAMAD RIDWAN

Prihatin banyak sampah di lingkungan pemukiman penduduk, seorang warga di Padukuhan Nanggulan, Kalurahan Maguwoharjo, Kapanewon Depok, Kabupaten Sleman, belasan tahun mengumpulkan sampah.

Dari sekian banyak sampah itu, selanjutnya dipilah dan dijual menjadi barang bekas. Adalah Sasminta, warga sekaligus Kepala Dukuh di Padukuhan Nanggulan, Kalurahan Maguwoharjo, Kapanewon Depok, Kabupaten Sleman. Sudah belasan tahun lalu, ia dibantu istrinya rutin mengumpulkan aneka jenis sampah yang diperoleh dari setiap rumah tangga maupun hotel dan restoran di sekitar lingkungan tempat tinggalnya. Menempati lahan tanah bengkok selaku Kepala Dukuh di tepi Sungai Grojogan, tempat pengumpulan sampah ia dirikan dengan nama Tunas Harapan. Sasminta menyebut, dari nama tersebut harapannya bisa menjadi rezeki buat keluarga dan tercipta lingkungan yang bersih. Menurut Sasminta, sampah jenis organik biasanya dijadikan pupuk, namun terkadang untuk jenis sampah basah sisa makanan dari warung ataupun restoran dikumpulkan sebagai pakan hewan ternak unggas yang ia pelihara. Sasminta pun menyambut baik, mengingat harga barang bekas yang ia kelola di penampungan sampah sedikit mengalami kenaikan. Di antaranya mulai dari kardus, naik dua ratus rupiah per kilogram dari harga seribu delapan ratus rupiah per kilogram menjadi dua ribu rupiah per kilogram. Kardus wadah makanan 80 rupiah per kilogram dan untuk botol plastik bekas kemasan air mineral berbagai ukuran juga mengalami kenaikan, laku dijual mencapai enam ribu rupiah per kilogram, dengan catatan logo dibuang dan tutup plastik disendirikan. Adapun jenis kantong plastik kresek laku dijual 1300 rupiah per kilogram.

Seiring semakin meningkatnya aktivitas pengumpulan sampah, Sasminta pun kini dibantu seorang tenaga kerja. Hampir setiap hari secara rutin sampah dikelola dengan cara dipilah dan dikemas menggunakan keranjang bambu. Sampah-sampah merupakan hasil pengumpulan di wilayah lingkungan 5 Rukun Warga (RW), meliputi 15 Rukun Tetangga (RT), termasuk hotel di Padukuhan Nanggulan dikumpulkan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *