TVRI YOGYAKARTA NEWS – SETYA BUDI
Datangnya musim kemarau membuat debit air beberapa telaga di Kapanewon Purwosari, Gunungkidul, mulai menyusut dan diperkirakan segera habis. Keberadaan telaga di beberapa wilayah di Gunungkidul masih dibutuhkan warga, karena air telaga bisa dipakai untuk beragam aktivitas, sehingga menghemat pengeluaran pembelian air saat kemarau.
Masuk kemarau, banyak telaga yang dulunya penuh air kini kondisinya sudah banyak yang menyusut. Debit air berkurang drastis akibat lama tidak terjadi hujan, seperti yang terjadi di Tlogo Ploso di Kalurahan Giritirto, Purwosari. Di beberapa bagian, air di tepi telaga sudah mengering sehingga terlihat dasar telaga. Warga dan petani setempat menuturkan bahwa hampir dua bulan hujan tidak turun, membuat debit telaga kian susut. Telaga Ploso yang cukup luas ini selalu diandalkan warga untuk beragam aktivitas, utamanya saat musim kemarau.
Keberadaan Telaga Ploso sangat membantu warga dan petani. Petani di sekitar telaga banyak memanfaatkan air telaga untuk penyiraman lahan. Air diambil langsung dengan cara manual dipikul ke lahan masing-masing. Menurut petani, air tidak diperkenankan disedot menggunakan mesin pompa karena akan mempercepat susutnya telaga. Selain untuk pengairan lahan, telaga juga masih digunakan untuk mandi dan mencuci oleh warga. Banyak warga dari wilayah lain juga datang memanfaatkan telaga.
Sumirah, salah seorang petani, memperkirakan tidak lama lagi air telaga akan segera mengering. Dua bulan tidak terjadi hujan, debit air sudah menyusut drastis.
Keberadaan telaga di beberapa wilayah di Gunungkidul masih dibutuhkan warga, karena air telaga bisa dipakai untuk beragam aktivitas, sehingga menghemat pengeluaran pembelian air saat kemarau.