Sekolah Lapang Iklim BMKG Bantu Petani Antisipasi Cuaca Ekstrim

Sekolah Lapang Iklim BMKG Bantu Petani Antisipasi Cuaca Ekstrim

TVRI YOGYAKARTA NEWS – MARGOLARAS

Badan Meteorologi Klimatologi dan Gesofiska (BMKG) memperkirakan, puncak kemarau di Daerah Istimewa Yogyakarta terjadi pada bulan agustus 2024, dan bisa terjadi satu bulan penuh tanpa hujan. BMKG terus memberikan informasi cuaca, yang mudah diakses masyarakat, termasuk para petani melalui berbagai media. Badan Meteorologi Klimatologi dan Gesofiska juga memberikan pemahaman secara langsung, melalui sekolah lapang iklim operasional, utamanya kepada para petani.

Musim kemarau memiliki ciri curah hujannya kurang dari lima puluh milimeter per sepuluh hari, dan diprediksi terjadi pada Juli dan memasuki puncaknya pada Agustus 2024. Bahkan musim kemarau diprediksi masih terus berlangsung hingga Sepetember 2024. Dampak kemarau akan dirasakan sebagian besar wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, termasuk di wilayah pesisir selatan Kulon Progo, Bantul, dan Gunung Kidul. Badan Meteorologi Klimatologi dan Gesofiska, stasiun klimatologi Daerah Isimewa Yogyakarta, memiliki tugas utama memberikan informasi iklim secara rutin, dan memberikan pemahaman langsung kepada masyarakat, melalui sekolah lapang iklim operasional, salah satunya digelar di Imogiri Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta. Upaya memasyarakatkan sekolah lapang iklim, kepada kelompok tani, bertujuan meningkatkan pengetahuan dan literasi iklim, dan meningkatkan keterampilan para petani, dan petugas penyuluh pertanian, dalam memanfaatkan informasi iklim. Upaya inii dilakukan, guna mengantisipasi dampak fenomena cuaca ekstrim, seperti hujan deras dan banjir serta kekeringan. Sekolah lapang iklim, diharapkan menjadi langkah adaptasi, para petani terhadap usaha pertaniannya, jika terjadi cuaca ekstrim. Perubahan iklim global, berdampak meningkatnya suhu satu setengah derajat selsius di permukaan bumi, sehingga menyebabkan lebih sering terjadi fenomena cuaca esktrim. Bila tidak dilakukan upaya mitigasi serius, diprediksi pada abad pertengahan, dapat terjadi krisis pangan, yang didahului dengan krisis air dan bencana hidrometeorologi .

Melalui pendampungan sekolah lapang iklim , petani diberikan materi pembelajaran teori dan praktek , diantaranya pengenalan unsur cuaca dan alat ukurnya , serta pemahaman informasi prakiraan cuaca.

Tahapan pembelajaran sekolah lapang iklim operasional, meliputi identifikasi permasalahan, menganalisa dan menyimpulkan  hingga menerapkan solusinya. Sementara itu mengantisipasi dampak kemarau tahun 2024, Pemerintah Kabupaten Bantul telah menyiapkan bantuan lima pulun enam mesin pompa air.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *