Warga Gunungketur, Pakulaman  Belajar Budidaya Alpukat

Warga Gunungketur, Pakulaman Belajar Budidaya Alpukat

TVRI YOGYAKARTA NEWSPAULUS YESAYA JATI

Puluhan warga Gunungketur,Pakualaman,Kota Yogyakarta, mendapatkan penyuluhan menanam Pohon Alpukat jenis Kendil dalam Pot. Penanaman dengan metode tambulampot dipilih karena, keterbatasan Lahan di Daerah Perkotaan. Puluhan warga Gunungketur, Kelurahan Pakualaman, Kota Yogyakarta, Belajar cara Membudidayakan Pohon Alpukat jenis Kendil dengan Tambulampot. Jenis tersebut dipilih karena tahan Ulat, anti Lalat Buah, dan Berbuah tidak mengenal Musim. Tambulampot dipilih karena, kondisi Wilayah Perkotaan yang minim Lahan. Pohon Alpukat tersebut, bisa dirawat di Lahan terbatas, seperti Teras Halaman Rumah. Para Warga diajari tentang, cara Memotong Dahan-dahan Pohon Alpukat, setiap dua Bulan sekali, sehingga Pohon Alpukat tidak Tumbuh Tinggi, ketika seperti Ditanam di Tanah. Pemotongan Dahan, dilakukan agar Tanaman cepat Berbuah, dan Pohon Alpukat dipupuk 7 hari sekali. Jika sudah dua tahun, Para warga juga perlu melakukan reposisi, atau Penggantian Tanah sebagai Media Tanam, sekaligus melakukan Pemotongan Akar Pohon, yang telah menembus planter bag. Setelah Bibit Alpukat dirawat warga, Tim kelurahan Gunungketur, berencana melakukan peninjauan agar Program Budidaya Alpukat dengan Tambulampot, di Kawasan Pakualaman Berjalan Lancar. Harapan ke depan, Pakualaman nantinya juga akan dikenal sebagai Wilayah Penghasil Alpukat. Untuk usia Bibit Alpukat Kendil yang diberikan ke warga, berusia 14 bulan, sehingga ketika Dirawat dengan baik, akan Berbuah Empat Bulan berikutnya. Pohon Alpukat jenis Kendil dipilih karena, memiliki Daging yang tebal dengan Biji yang Kecil, Buah Alpukat Kendil juga mampu mencapai Bobot 1 kilogram lebih. Untuk Pupuk Kimia yang disarankan ke warga, seperti Magnisium Sulfat untuk Memaniskan Buah Alpukat, dan Boron agar Akar kuat, serta tidak terkena Jamur. Untuk pembuahan, warga disarankan menggunakan M-K-P semprot, sedangkan untuk serangan Hama, bisa memakai demolish.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *