TVRI YOGYAKARTA NEWS – AGUNG NUGROHO DAN ARIEF HERIAWAN
Ratusan pedagang kaki lima (pkl) Malioboro yang tergabung dalam paguyuban Tri Dharma melakukan Aksi unjuk rasa di Kantor DPRD DIY. Dalam unjuk rasa itu, para pedagang itu meminta agar dilibatkan dalam proses Relokasi PKL teras Malioboro oleh Pemkot Jogja dan pemda DIY. Ketua paguyuban Tri Dharma, Arif Usman, menjelaskan pihak PKL sampai saat ini tidak pernah dilibatkan dalam proses relokasi setelah menempati teras Malioboro dua. Menurutnya, terjadi putus komunikasi antara para PKL dengan pemangku kebijakan terkait dengan Relokasi ini, sehingga Aspirasi dari para PKL pun tidak tersampaikan. Para PKL teras Malioboro dua tidak mengetahui jika harus menempati Lokasi seperti saat ini. Sampai saat ini PKL banyak yang tidak sejahtera. Menurut Arif , penataan jalan Malioboro sebagai bagian dari penataan Kawasan sumbu filosofi yang telah di tetapkan sebagai World Intangible Heritage oleh Unesco, masih terdapat persoalan mendasar, yakni minimnya partisipasi Publik dan Transparansi informasi khususnya bagi PKL. Kami PKL Malioboro selaku Rakyat sangat terdampak di antaranya pendapatan yang menurun, sarana Infrastruktur yang tidak cukup memadai dan adanya ketidakpastian . Relokasi dari jalan Malioboro ke teras Malioboro adalah sebuah Pelajaran yang perlu untuk dievaluasi, agar Relokasi selanjutnya adalah relokasi yang Partisipatif dan Transparan serta yang paling penting mensejahterakan bagi PKL Malioboro yang telah puluhan tahun berdagang di Malioboro. para PKL ditemui oleh Ketua komisi b DPRD DIY, Andriana Wulandari, dan pihaknya bersedia Memfasilitasi dan Menjembatani persoalan yang dihadapi oleh PKL Malioboro terkait partisipasi Publik dalam Relokasi teras Malioboro dua.