TVRI YOGYAKARTA NEWS – MUCHAMAD RIDWAN
Memasuki masa panen padi, Petani mengeluh hasil padi turun hingga 50 persen. Salah satunya sangat dirasakan petani di Padukuhan Banyuurip, Kalurahan Margoagung, Kapanewon Seyegan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Tanaman Padi seluas hampir seribu meter persegi, milik pasangan suami isteri ngadimin dan wakiyah ini, kini memasuki masa panen. tanaman padi jenis mikongga, berbeda dengan capaian hasil panen musim sebelumnya. Saat ini, hasil padi gabah basah turun drastis, jika biasanya bisa diperoleh lebih dari 5 karung gabah basah, saat ini hanya diperoleh 3 karung saja, itupun dirasakan hasilnya kurang begitu memuaskan. selain karena sangat kurang dalam pemberian pupuk, menjadikan bulir padi hasilnya tidak memuaskan. Ditambah lagi hama burung pipit, yang sering memakannya, saat sebelum dipanen menyebabkan turun drastis. Bahkan, pembelian pupuk besubsidi menggunakan kartu tani cukup menyulitkan, dan jumlah pupuk tak sebanding dengan luas lahan, sehingga tak mencukupi dengan baik bagi tanaman padi, jenis mikongga. Meski demikian, untuk pengairan, saat ini masih tergolong masih mencukupi, dengan sumber air dari sungai di ujung padukuhan. kalangan petani di kapanewon seyegan, sleman, daerah istimewa yogyakarta saat ini, sering menggunakan jasa mobil selep giling padi, guna memudahkan proses penggilingan setelah proses petik padi, karena jasa mobil selep giling padi bisa digunakan, hingga memasuki area persawahan. Sedangkan pembayaran jasa giling menggunakan mobil selep, bisa tunai maupun dengan sistem barter, memanfaatkan hasil giling padi termasuk jerami, yang bisa digunakan untuk pakan ternak ruminansia lembu, maupun kerbau.