Ruwat Rawat Menoreh Tradisi Jaga Alam

Ruwat Rawat Menoreh Tradisi Jaga Alam

TVRI YOGYAKARTA NEWS – DHIAN ADHIE

Warga perbukitan menoreh, di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, menggelar tradisi ruwat rawat menoreh yakni tradisi merawat alam, dengan menggelar kirab dan grebeg gunungan.

Tak ada satu menit, gunungan berisi nasi megono dan hasil bumi tersebut ludes direbut oleh warga.

Inilah suasana grebeg gunungan, yang dilakukan oleh warga Dusun Karangsari, Desa Ngargoretno, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Tidak membutuhkan waktu lama, gunungan yang berisi nasi megono dan hasil bumi tersebut ludes direbut oleh warga. Warga percaya, dengan berebut dan mendapatkan isi gunungan, akan mendapatkan berkah dikemudian hari.

Sebelumnya, ratusan warga dusun ini menggelar prosesi pengambilan air suci, di sendang sipat, yang berada di dusun setempat. Dengan membawa penerangan oncor, air suci tersebut kemudian dikirab oleh warga keliling dusun dan menuju ke halaman rumah, sesepuh dusun setempat untuk dilakukan doa bersama dan penyiraman air ke benih pohon bambu, lantaran bagi warga, pohon bambu adalah pohon penyangga tanah, untuk antisipasi terjadinya longor. Tradisi ruwat rawat menoreh ini sengaja digelar tiap tahun, oleh warga setempat, sebagai simbol merawat alam, sedangkan filosofi dari nasi megono sendiri dalam bahasa jawa memiliki kepanjangan mugo mugo ono ,semoga ada, sehingga apa yang ditanam di kawasan perbukitan menoreh bisa menghasilkan dan berguna bagi masyarakat.

Diharapkan dengan tradisi ini warga masyarakat ngargoretno lebih semangat membagun desa dan tetap memperhatikan lingkungan hidup.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *