TVRI YOGYAKARTA NEWS – MUCHAMMAD RIDWAN
Banyak jenis tanaman memiliki aroma daun yang khas, dari sekian banyak tanaman, satu diantaranya adalah kemangi.
Selain bisa ditanam di lahan bedeng, tanaman ini juga mudah perawatan dan tumbuh, dengan sistem tanam polibek atau dalam pot.
Budidaya tanaman kemangi menggunakan media tanam polibek, atau pot plastik ini, dilakukan salah seorang warga di Dusun Jlopo, Kalurahan Pondokrejo, Kapanewon Tempel, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Meski ditanam di halaman depan rumah yang sempit, tapi tanaman kemangi ini terlihat subur. Hal itu terlihat dari rimbunnya daun kemangi, dengan warnanya yang hijau muda, tumbuh di setiap ranting cabang tanaman. Menurut penanam tanaman kemangi, Koko Triarko, tanaman kemangi sengaja ditanam di halaman depan rumahnya, karena tidak memiliki lahan pertanian di sawah. Penanaman yang dilakukan di halaman depan rumahnya ini, menguntungkan. Selain memudahkan dalam hal pemetikan atau panen daun kemangi, setiap saat perawatan juga mudah dilakukan, mulai dari penyiraman maupun penyiangan dari gulma. Hasil petik hanya untuk dikonsumsi keluarga, maupun dipersilahkan bagi tetangganya yang berkeinginan memetik daun kemangi, sekadar untuk lalapan. Daun kemangi dikonsumsi, untuk melengkapi sajian masakan seperti mangut lele, pecel lele, maupun pepes. Baunya yang harum dan khas, menambah citarasa masakan berkuah, maupun dimakan langsung terasa enak. Budidaya tanaman kemangi, bisa dilakukan dengan menancapan batang tanaman kemangi, atau melalui bibit bunga yang sudah matang, dengan warna hitam, dan kering sebagai penanda siap dimanfaatkan sebagai bakal benih tanaman. Dalam proses tanam, bakal benih ditaburkan ke tanah bedeng maupun media pot, baik yang terbuat dari plastik maupun tanah liat. Selanjutnya, pemupukan dan penyiraman bisa dilakukan, satu kali sehari diawal tanam. Tanaman kemangi tumbuh dan bisa dipetik berkali-kali, seiring munculnya daun-daun baru, di setiap ranting cabang tanaman.