Pj Walikota Yogyakarta Panen Anggur di Gang Sempit Tompeyan

Pj Walikota Yogyakarta Panen Anggur di Gang Sempit Tompeyan

TVRI YOGYAKARTA NEWS – PAULUS YESAYA JATI

Tak hanya sekedar budidaya dan pembibitan anggur, para petani anggur di Tompeyan Kemantren Tegalrejo mampu membuat produk olahan berbahan dasar anggur, yang kini  telah dipesan sejumlah toko oleh-oleh di Yogyakarta.

Budidaya dengan nilai ekonomis tinggi ini dapat menjadi percontohan pertanian pada lahan sempit di tengah pemukiman padat penduduk seperti Kota Yogyakarta, sekaligus dalam mempraktekkan urban farming.

Pj Walikota Yogyakarta, Sugeng Purwanto memanen anggur di gang sempit, pemukiman padat kampung Tompeyan Kemantren Tegalrejo. Kedatangannya sebagai dukungan agar warga tompeyan terus membudidayakan pohon anggurnya sehingga akan berkelanjutan dari waktu-waktu. Menurut Sugeng Purwanto, ciri khas Tompeyan sebagai kampung anggur di Kota Yogyakarta harus terus dipertahankan karena sangat berpotensi menjadi pilihan ekowisata bagi wisatawan. Selain itu, keterampilan warga membuat bibit-bibit pohon anggur dari hasil persilangan juga akan membuat kampung tompeyan sebagai pusat pembibitan anggur di yogyakarta. Pj Walikota juga mengapresiasi kreatifitas warga Tompeyan yang bisa mengolah berbagai produk turunan dari anggur yang memiliki nilai ekonomis, seperti sambal anggur, selai anggur, peyek daun anggur, sirup anggur, dan bakso goreng anggur. Sejumlah toko oleh-oleh di yogyakarta pun telah memesan produk-produk olahan anggur tersebut. Pj Walikota mengatakan pemukiman padat dengan banyak gang atau lorong di perkotaan tidak menjadi kendala untuk pertanian dengan syarat tanaman atau pohon yang ditanam ramah lahan sempit dan memiliki nilai ekonomis tinggi, seperti anggur. Untuk itu, ia berharap melalui percontohan di Kampung Tompeyan akan bisa diikuti kampung-kampung dengan tipikal dan kontur yang sama di Kota Yogyakarta untuk memanfaatkan gang atau lorong sempitnya untuk pertanian. Saat ini, di tompeyan terdapat kurang lebih 90 jenis pohon anggur seperti ninel, dixon, julian, tamaki, dan jenis  lainnya. Bibit-bibit tersebut dipilih karena mudah dibudiyakan dan cepat berbuah, dalam satu pokok anggur yang dipanen warga, rata-rata memiliki berat hampir 1 kilogram.

Awalnya, Kampung Anggur Tompeyan terbentuk karena pandemi Covid-19, ketika diberlakukan pembatasan sosial, para warga memanfaatkan waktu luang untuk bertanam anggur, namun, dari kegiatan iseng tersebut, pohon-pohon anggur yang ditanam berbuah lebat, bahkan bisa berdampak pada ekonomi, akhirnya, para warga semakin menekuni budidaya anggur, bahkan mampu menguasai teknis pembibitannya, sampai saat ini, sejumlah tamu dari Yogyakarta dan luar kota datang ke Tompeyan untuk mencari bibit anggur.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *