Yogyakarta / Donny rahmad – Norma novika
Mewarnai kehangatan tahun politik , para seniman dan budayawan mengelar pentas teater berjudul , musuh bebuyutan”, yang mengemas perseteruan politik dalam kemasan komedi yang jenaka.
Dengan pementasan ini masyarakat diingatkan untuk dapat melihat situasi di tahun politik ini dengan santai dan tetap menjaga kerukunan sebagai sebuah bangsa.
Pentas teater bertajuk musuh bebuyutan yang digelar di concert hall taman budaya yogyakarta menyajikan cerita mengenai kondisi politik disebuah perkampungan jelang pemilihan kepala desa. Mengisahkan hubungan seorang pemuda yang dan seorang perempuan yang bertetangga yang berteman baik. Namun, sebuah peristiwa menjadikan keduanya berseteru dan berbeda pilihan politik. Terlebih dengan persaingan para kandidat calon kepala desa yang ingin menarik simpati para warga, membuat kondisi di masyarakat menjadi terpecah belah.
Lakon yang dibawakan seniman comedian seperti cak lontong , nur akbar , yang berkolaborasi dengan seniman-seniman asli jogja seperti yuk beruk , susilo nugroho dan marwoto termasuk putri bungsu dari presiden indonesia abdurrahman wahid. Inayah wahid ini dibawakan dengan penuh parodi, banyolan, dan celetukan-celetukan satir yang membuat gelak tawa penonton.
Gelaran teater yang digarap sutradara agus noor dan butet kartaredjasa ini , diharap dapat merilekskan ketegangan yang terjadi dengan ciri khas indonesia , para seniman mengingatkan masyarakat untuk dapat melihat situasi di tahun politik ini dengan santai dan tetap menjaga kerukunan sebagai sebuah bangsa.
Tidak hanya diwarnai sentilan yang membuat penonton tertawa , pentas ini juga menghadirkan tarian dengan iringan lagu karya-karya koes plus yang dibawakan apik bonita adi , putri seniaman kondang koes hendratmo.
Pementasan ke-42 ini diharapkan bisa menjawab kerinduan penggemar di yogyakarta dan juga mampu memberikan situasi yang lebih kondusif dimasa jelang pemilu dimasyarakat.