TVRI YOGYAKARTA NEWS – SETYA BUDI
Kemarau panjang membuat beberapa warga di Kalurahan Giripurwo, Purwosari, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, harus mencari tambahan air konsumsi, ke beberapa sumber air dan sumur umum.
Hampir empat bulan, kondisi cadangan air di masing-masing rumah menipis, dan tidak lagi bisa mencukupi kebutuhan harian.
Sulit air dialami beberapa warga di Padukuhan Widoro, Kalurahan Giripurwo, Purwosari, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Untuk kebutuhan konsumsi, warga harus mencari tambahan air dari beberapa lokasi sumber air. Seperti yang terlihat di sumber gayam ini. Sumur umum ini tiap hari dimanfaatkan setidaknya sembilan kepala keluarga yang sudah lama mengalami krisis air. Tiap hari, air diambil manual ditimba dan ditampung dalam wadah, untuk kemudian dibawa pulang ke rumah. Sumber ini juga banyak di pakai warga untuk aktifitas lain, seperti mencuci pakaian. Sumber dan debit air keluar dari sela batuan yang ada di dasar sumur. Lasmini salah seorang warga mengatakan, sulit air sudah di alami warga hampir empat bulan terakhir. Sumur milik masing-masing warga sudah tidak lagi bisa mencukupi semua kebutuhan, dan terpaksa harus mencari tambahan air di lokasi ini. Akibat kemarau, debit air di sumur gayam juga ikut mengecil. Mengambil air tidak bisa dilakukan bersamaan semua warga, dan harus dilakukan penggiliran. Beberapa warga yang mendapat jatah ambil, bahkan harus menunggu lebih satu jam, untuk bisa memenuhi semua wadah yang dibawa. Dalam sehari, lasmini mengaku, bisa mengambil total 20 galon air untuk dibawa pulang. Keberadaan sumur umum gayam ini, diakui sangat membantu warga. Semua kebutuhan pokok seperti memasak, mandi, hingga cuci, bisa tercukupi dari lokasi sumber air ini. Bahkan, warga bisa berhemat, tidak harus keluar biaya hingga ratusan ribu rupiah untuk biaya beli air. Tidak hanya pagi dan siang hari, sumur umum ini juga akan didatangi warga baik saat sore, hingga malam.
