Bantul / Tri hartanto
Nahdliyin nusantara menggelar musyawarah besar mubes di bantul, daerah istimewa yogyakarta . Mubes dilaksanakan antara lain menyoroti netralitas nahdlatul ulama dalam pemilu dan pemilihan presiden 2024.
Musyawarah besar menghasilkan pernyataan sikap yang, disepakati diantaranya perlunya mengembalikan netralitas nahdlatul ulama dalam politik yang sebenar benarnya sesuai khitah nahdlatul ulama .
Menurut penanggungjawab musyawarah besar nahdliyin nusantara hasan basri marwa,musyawarah besar nahdliyin nusantara digelar sebagai salah satu ikhtiar warga nu yang juga memiliki hak merefleksikan khitoh nahdlatul ulama termasuk melakukan upaya yang dianjurkan oleh khittah yakni saling mengingatkan dalam kebaikan dan kesabaran.mubes juga merupakan upaya untuk menegur para pengurus karena ada beberapa fakta telah melanggar khittah mendukung salah satu paslon.ada sembilan poin pernyataan sikap mubes nahdliyin nusantara diantaranya
memohon kepada pengurus nu agar mengembalikan kewibawaan para ulama dan kyai untuk tidak jatuh kepada maqam politisi-politisi dan politik praktis, sehingga para ulama di dalam jamiyah seyogyanya berkhidmah untuk kepentingan bangsa, umat dan jamiyah untuk jangka panjang serta tidak terjebak pada politik transaksional yang akan menghancurkan marwah dan nilai nilai keulamaan, dan sebaliknya mengedepankan politik keumatan, kebangsaan dan kerakyatan poin yang lain yakni memohon kepada pengurus nu di semua tingkatan untuk memberi kesempatan kepada semua calon capres-cawapres yang berkontestasi agar dapat menyampaikan visi misinya, dan tidak memihak kepada salah satu paslon sebagai amanah dari khittah nu. Pemihakan kepada salah satu paslon yang dilakukan oleh jam’iyah nu merupakan pelanggaran atas khittah nu.
Mubes digelar berdekatan dengan harlah nu sebagai wujud mensyukuri dengan cara tetap belajar dari amanat pendiri dan ulama masa lalu.