Dimasak Setahun Sekali, Becekan Hasil Racikan Kaum Pria di Lereng Merapi

Dimasak Setahun Sekali, Becekan Hasil Racikan Kaum Pria di Lereng Merapi

TVRI YOGYAKARTA NEWS – MUCHAMMAD RIDWAN

Dari sekian banyak olahan daging kambing jawa, salah satunya masakan becekan yang uniknya hanya diracik dan dimasak oleh  kaum pria.

Masakan becekan hanya ada setahun sekali saat tradisi dandan kali menyambut datangnya musim hujan di Sungai Gendol, Lereng Gunung Merapi.

Digelar setiap tahun sekali pada mongso papat yang jatuh dihari jumat kliwon, tradisi dadan kali menyambut datangnya musim hujan dilakukan  oleh warga di Lereng Gunung Merapi khususnya Kalurahan Kepuharjo, Kapanewon Cangkringan, Kabupaten Sleman. Ada yang khas dari tradisi dandan kali ini,  yaitu hadirnya menu masakan becekan yang khusus di buat dan di hidangkan saat puncak tradisi dadan kali. Berbahan dasar daging kambing jawa yang merupakan sarana di setiiap hajatan ataupun tradisi, di dalam masakan becekan irisan daging kambing diolah bersama bumbu dan kuah  berwarna kuning kecoklatan namun kental ini kemudian dituangkan ke sebuah wadah yang dibuat khusus dari lembaran daun pisang disebut pincuk berfungsi sebagai alas makan pengganti piring. Rasanya yang gurih sedikit pedas dan manis, becekan dimakan bersama oleh setiap orang yang turut mengikuti atau mengiringi tradisi becekan dandan kali di sungai gendol ini. Cara menikmatinya pun sangat sederhana, cukup menggunakan tusuk lidi untuk mengambil satu persatu irisan daging dari dalam wadah pincuk itu sendiri, termasuk tanpa menyisakan kuah kentalnya yang bisa disruput langsung dari wadah pincuk. Dalam prosesnya, daging kambing jawa diiris kecil-kecil sesuai ukuran. Dengan paduan bumbu rempah yang kuat, mulai dari bawang putih, bawang merah, cabai, jenis komoditas rimpang seperti jahe emprit, kunir dan laos. Sementara bumbu penyedap mulai dari garam, merica, miri, gula jawa, sere, kayu manis, santan kelapa yang diparut manual. Secara keseluruhan semua bumbu ditumbuk menjadi perlahan dalam satu cobek dengan cara ditumbuk. Proses memasaknya pun juga sederhana, hanya menggunakan tungku kayu, sementara untuk pemasak dilakukan khusus oleh kaum pria. Adapun kaum wanita tidak diijinkan mengikuti proses memasak disisi selatan DAM Sungai Gendol ini. Menurut Lurah Kepuharjo, Heri Suprapto, “pemilihan kambing jawa sebagai bahan utama masakan becekan karena sudah menjadi tradisi warisan leluhur dan dilakukan turun temurun. Selebihnya, daging kambing jawa juga memiliki gizi yang tinggi. Tak hanya itu, daging kambing jawa jugadikenal memiliki khasiat yang baik untuk kesehatan, sehingga dapat bermanfaat untuk menjaga stamina tubuh” ujar Heri Suprapto.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *