TVRI YOGYAKARTA NEWS – MUCHAMMAD RIDWAN
Tujuh mahasiswa terdiri dari pria dan wanita asal Negeri Tiongkok belajar seni dan budaya jawa, salah satunya belajar alat musik tradisional gamelan di pendopo rumah warga di Dusun Jembangan, Kalurahan Tirtoadi, Mlati, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Mereka antusias meski diakui merasa kesulitan memainkan gamelan, karena harus bergerak cepat dan dinamis saat memukul alat musik tradisional yang dinilainya memiliki suara khas dan unik tersebut.
Kembali ke era jauh dari sentuhan modernisasi tak membuat tujuh orang mahasiswa-mahasiswi asal Negeri Tiongkok ini untuk belajar karawitan dan gamelan. Secara perlahan, pemateri memberikan pengarahan bagi para civitas akademik ini membaca not angka dan ketukan gamelan. Pukulan keras maupun pelan, dengan ritme permainan cepat dan lambat dipraktekkan berulang kali. Mulai dari gendhing ketawang mijil wigaringtyas untuk mengiringi tari rantaya putri gagrak Surakarta, gendhing arum-arum kendhangan bubaran untuk mengiringi beksan tayungan gagrak ngayogyakarta, dan gendhing-gending lancaran dolanan, seperti gugur gunung dan sluku2 bathok. Meski bunyi yang tak selaras atau fals saat ketukan pertama, kedua dan seterusnya ini masih sering terdengar, namun tak menghentikan semangat para mahasiswa dan mahasiswi untuk berlatih bersama-sama. Mereka saling mengarahkan gerakan sekaligus melatih berbahasa indonesia meski terkadang masih disisipkan bahasa cina saat proses belajar gamel kali ini. Dari sekian peserta, salah seorang diantaranya menyebut bermain karawitan dan gamelan memberikan kesan dan pengalaman positif untuk dibawa ke negaranya. Baginya, gamelan adalah salah satu alat musik khas di pulau jawa. Ia menyebut, alat musik ini unik suaranya dan sangat bagus terdengar ditelinga. Suaranya yang terdengar kuno, menjadi keunikan tersendiri. Menurut yustin terasa susah memainkan gemalen, terutama saat proses pemukulan, karena tangan harus bergerak cepat. Sementara jika terhenti sebentar menjadikan tak kompak sehingga terdengar kacau. Yustin pun berharap, dengan belajar semakin memperlancar bermain gamelan. Kedepannya ia pun akan membawa ilmu yang diperolehnya di pendopo art and culture ini untuk kemudian bisa menyebarkan atau memberitahukan ke teman-temannya, kerabat maupun keluarganya di negeri cina tentang gamelan.
“Saya harap bisa belajar dan lancar memainkan alat music ini, nanti bisa belajar budaya alat music gamelan dan bisa memberitahu teman, saudara yang ada di Cina” ujar salah satu mahasiswa Cina, Li Yu Ichi Yustin.
Para warga asal negeri tirai bambu ini merupakan sebuah wadah yang dinamakan perkumpulan persahabatan alumni Tiongkok-Indonesia. Mereka merupakan mahasiswa Tiongkok yang belajar atau melanjutkan studi di Indonesia, terutama di Universitas Pajajaran, Universitas Gajah Mada, Universitas Muhammadiyah Malang dan Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta.
Para mahasiswa Tiongkok tak hanya belajar gamelan namun juga tarian jawa. Kegiatan kali ini sekaligus untuk menyambut HUT hubungan Indonesia-Tiongkok ke-75 tahun. Para mahasiswa ini akan menjadi duta budaya Indonesia, khususnya budaya jawa di Tiongkok.