TVRI YOGYAKARTA NEWS – ADHITYA PUTRATAMA
Saat ini masyarakat di Kabupaten Gunungkidul memiliki kesibukan baru, dengan berburu ulat dan kepompong pohon jati atau biasa disebut ungkrung.
Hasil dari berburu ungkrung tersebut kemudian diolah dengan dicampur bumbu, untuk dijadikan sebagai makanan. Ada juga yang dijual untuk menambah penghasilan.
Memasuki musim penghujan, sebagian besar masyarakat di Kabupaten Gunungkidul disibukkan dengan berburu ulat dan kepompong pohon jati atau biasa disebut dengan ungkrung. Tujuan masyarakat mencari ungkrung ialah untuk diolah dan dikonsumsi sebagai lauk. Biasanya, ungkrung banyak ditemukan di kawasan yang terdapat pohon jati. Salah satunya di wilayah kalurahan selang, kapanewon wonosari, kabupaten gunungkidul ini. Dengan hanya berbekal plastik, masyarakat disini mencari ungkrung di tumpukan daun pohon jati, atau pada ranting pohon jati yang sudah jatuh. Ungkrung yang diperoleh kemudian dikumpulkan menjadi satu untuk dimasak menjadi makanan. Menurut masyarakat setempat, tingginya kandungan protein pada ungkrung sangat bermanfaat bagi tubuh. Namun, bagi sebagian orang yang tidak terbiasa mengkonsumsinya, ungkrung justru menyebabkan gatal gatal.
“Musim ungkrung atau ulat jati ini, biasanya kita konsumsi untuk makanan sehari-hari, nanti di goreng, karena ini musiman setahun sekali, di tahun ini banyak sekali berbeda dari tahun kemarin, kalau tiap tahun ada, kita selalu mencari terus, karena bisa untuk tambahan makanan untuk sehari-hari, katanya kadar proteinnya tinggi” ujar
Meski demikian, ungkrung ini hanya banyak bermunculan sebanyak satu tahun sekali dan saat musim musim tertentu saja.