TVRI YOGYAKARTA NEWS – PAULUS YESAYA JATI
Bermain teater menjadi pilihan sejumlah seniman senior Yogyakarta untuk mengenang sewindu kepergian hasmi pencipta komik gundala sang putra petir.
Bertajuk begal ora tegelan, paguyuban kembang adas memainkan sebuah pentas sandiwara berbahasa jawa mengenang sang komikus hasmi yang semasa hidupnya juga berkecimpung di dunia thater.
Sebuah pentas sandiwara berbahasa jawa bertajuk dipentaskan paguyuban kembang adas untuk memperingati sewindu kepergian hasmi, pencipta komik gundala putra petir di Taman Budaya Yogyakarta. Dalam bahasa Indonesia, arti begal ora tegelan berarti perampok yang punya sifat tidak tega. Naskah ini ditulis dalam waktu yang cukup singkat sekitar 2 hari oleh adik perempuan komikus hasmi, cicit kaswami. Naskah sandiwara mengangkat potret kesusahan orang-orang kecil yang hidup di tengah perkotaan. Sejumlah tokohnya ada yang berperan sebagai mucikari, copet, waria, dan begal. Dengan disisipi dialog dan adegan yang menimbulkan gelak tawa, kesemua tokoh saling menceritakan susahnya mencari uang meski sekedar untuk makan sehari saja. Bahkan untuk sosok begal diceritakan selalu terperdaya dengan cerita sedih para korbannya hingga selalu mengembalikan kembali harta yang dibegalnya. Si begal selalu rela dimarahi istirnya ketika pulang tidak membawa hasil, padahal tidak ada yang dimakan di rumahnya. Cicit sang penulis naskah sekaligus salah satu pemain sandiwara mengatakan cerita yang diangkat tidak ada hubungannya sama sekali dengan kehidupan kakaknya hasmi meskipun keduanya pernah menjalani kehidupan yang susah. Namun, pementasan tersebut menjadi cara istimewa tersendiri dari para penggiat dan pelestari bahasa jawa yang berhimpun di paguyuban kembang adas untuk mengenang tokoh komikus Indonesia tersebut. Sebagai penutup sandiwara, para tokoh-tokohnya yang terjerumus dalam dunia kotor selama hidupnya mendapatkan pencerahan sehingga menjalani pertobatan untuk menjalani sisa hidup di dunia pada jalan kebaikan. Pesan yang ingin disampaikan kepada penonton yaitu di dalam kehidupan yang getir seringkali memunculkan peristiwa manis yang akan menarik seseorang untuk berani berubah meninggalkan kehidupan lamanya.
“Karena saya selalu berpihak pada rakyat bawah, kaitannya dengan pak Hasmi itu tidak ada, namun mau saya pentaskan di tahun 2022 karena mas Eko masuk rumah sakit, jadi waktu itu saya batalkan dan baru terlaksana sekarang. Untuk pemainnya totalnya ada 20 orang, butuh waktu latihan dalam waktu 3 bulan” ujar Adik Hasmi Pencipta Komik Gundala Putra Petir, Cicit Kaswami.
Pertunjukkan sandiwara begal ora tegelan ini juga bertujuan untuk melestarikan teater berbahasa jawa yang saat ini jarang dijumpai di berbagai agenda kebudayaan. Selain itu, sebagai unjuk kemampuan para seniman senior paguyuban kembang adas untuk menyalurkan bakatnya bermain drama dengan bahasa jawa.