Panen Karya Guru Penggerak Angkatan 11 Kota Yogyakarta

Panen Karya Guru Penggerak Angkatan 11 Kota Yogyakarta

TVRI YOGYAKARTA NEWS – PAULUS YESAYA JATI

Berbagai hasil inovasi pemeblajaran dipamerkan dalam panen karya guru penggerak angkatan ke-11 Kota Yogyakarta. Hasil-hasil inovasi ini telah berhasil dipraktekkan para guru di sekolahnya masing-masing.

Nantinya, para guru pengegrak ini akan terus dituntut untuk menciptakan berbagai metode pembelajaran dengan memanfaatkan apa yang ada di lingkungan sekitar. Dalam panen karya ini, terdapat sosok guru yang mampu memanfaatkan rumput liar menjadi kripik.

70 guru penggerak angkatan ke-11 Kota Yogyakarta menggelar panen karya dalam gelaran lokakarya ke-7 yang diselenggarakan Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) di Auditorium SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta. Panen karya menjadi ajang pembuktian sejumlah praktik baik hasil aksi nyata para guru penggerak selama mengikuti program pendidikan guru penggerak. Salah satu hasil baik yang dipamerkan, peserta didik diajak belajar Undang-Undang Dasar 1945 dengan membuat skecthbook. Melalui kerja bersama menciptakan sebuah karya, akan tertanam pentingnya bersatu padu untuk bekerjasama dalam sebuah tim seperti halnya undang-undang dasar 1945 yang menyatukan ribuan pulau di bawah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Di sisi lain, guru penggerak juga dituntut untuk mampu menganalisis lingkungan sekitar sehingga bisa dimanfaatkan menjadi pembelajaran bagi siswa. Seperti yang dilakukan guru SD yang bernama Agus Supriyanto di SD Negeri Regalpanggung. Dalam praktiknya, ia mampu membuat program kripik dari rumput liar pegagan di lingkungan sekolahnya. Selama ini, rumput tersebut hanya dipotong dan dibuang begitu saja oleh tukang kebun sekolah. Kripik rumput pegagan ini pun sudah diujicobakan di laboratorium UGM dan dinyatakan aman dikonsumsi, bahkan ditemukan mengandung nutrisi yang baik untuk tubuh seperti protein. Melalui program keripik ini, peserta didik diajak untuk bernai berinovasi dan berwirausaha karena sudah dijual di kantin sekolah dan kegiatan market days. Dalam sambutannya, Yuliawanto selaku penanggungjawab guru penggerak di BBGP DIY mengatakan program guru penggerak membentuk pemimpin pembelajaran yang dapat menumbuhkembangkan potensi peserta didik. Guru penggerak juga akan aktif mengembangkan pendidik lain untuk mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik berdasarkan profil pelajar panacasila. Selain kecerdasan intelektual, guru penggerak dituntut untuk melakukan diferensiasi pembelajaran sehingga mengubah metode belajar cara lama, yaitu menerangkan, memberi contoh, dan menegrjakan. Ke depan, guru penggerak harus menjadi agen transformasi bidang pendidikan di wilayahnya masing-masing.

“Jadi diharapkan guru penggerak itu mampu mengembangkan dirinya jadi tidak tergantung lagi harus difalisitasi pemerintah, harus mandiri mengembangkan dirinya, kemudian mengelola pembelajaran di kelas masing-masing, memang guru tugas pokoknya itu mendampingi memfasilitasi muridnya di kelas, terus kalau kelasnya sudah selesai, guru mampu mengembangkan sekolahnya” ujar Penanggungjawab Guru Penggerak di BBGP DIY, Yuliawanto.

Diketahui, program guru penggerak digelar sejak Oktober tahun 2020 dengan angkatan pertama di DIY menyasar para guru di Kabupaten Kulonprogo. Dari tahun ke tahun pun antusias pesertanya meningkat dari awalnya hanya 280 guru di seluruh Indonesia hingga di tahun 2024 ini mencapai 150 ribu guru, sedangkan untuk DIY sudah mencapai angka 1980 guru penggerak.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *