TVRI YOGYAKARTA NEWS – MUCHAMMAD RIDWAN
Sebuah terobosan baru untuk pengembangan embrio berkualitas pada hewan ruminansia mulai dilakukan, sehingga dapat mempercepat peningkatan populasi dan perbaikan genetik hewan ternak.
Salah satunya yang dilakukan di Laboratorium Fisiologi dan Reproduksi Ternak Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada, UGM.
Teknologi reproduksi hewan ternak terutama rumansia secara in vitro ini merupakan inovasi generasi ketiga dalam teknologi reproduksi yang menawarkan solusi strategis untuk mempercepat peningkatan populasi ternak. Dilakukan dengan memanfaatkan teknologi fertilisasi in vitro atau IVF, dari limbah beberapa Rumah Pemotongan Hewan atau RPH di FIY. Pengembangan bayi tabung ternak ini merupakan proses pembuahan yang dilakukan diluar tubuh hewan. Nantinya, sel telur dicoba untuk dibuahi dengan sel sperma spermatozoa agar menjadi embrio, kemudian setelah terbentuk, embrio inilah yang kemudian ditransfer ke hewan ternak sasaran. Jika proses reproduksi alami satu hewan ternak ruminansia seperti sapi hanya bisa melahirkan satu anak-anakan dalam satu tahun, namun dengan melalui teknologi IVF ini, dalam satu tindakan bisa menghasilkan 10 embrio, yang nantinya setidaknya akan lahir 10 individu baru. Untuk sementara, saat ini, riset IVF ini berfokus pada spesies ternak lokal seperti sapi potong, sapi perah, kambing, serta domba.
“Harapannya kedepan akan bisa meproduksi itu, kalau masih tahap riset masih belum memikirkan secara komersial, kalau nanti sudah punya embrio, kita punya peternakan binaan, maka kita akan melakukan itu di peternakan binaan” ujar Kepala Laboratorium Fisiologi dan Reproduksi Ternak Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada, UGM, Diah Tri Widayati.
Inovasi di dunia ternak inipun diharapkan bisa berkembang dengan baik, bahkan bisa mencukupi kebutuhan pasar.