TVRI YOGYAKARTA NEWS – MARGOLARAS
Museum Chocolate Monggo di Bantul mendapat apresiasi dan penghargaan dari Dubes Equador untuk Indonesia, atas dedikasinya menjadi museum khusus yang berfokus pada edukasi yang berkaitan dengan cokelat.
Apresiasi diwujudkan dengan penyerahan cocoa artefak yang dibawa dari Negara Equador. Cocoa artefak diperkirakan ada sejak ribuan tahun silam tersebut, berbentuk vas dengan ornamen yang menggambarkan kehidupan petani cacao di Equador. Di museum chocolate monggo, tidak hanya menyimpan koleksi benda benda berkaitan dengan cokelat, namun juga terdapat ruang produksi dan showroom produk cokelat.
Menjadi suatu kehormatan tersendiri bagi pengelola Museum Chocolate Monggo yang ada di Bangunjiwo Kasihan Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta, yang mendapat penghargaan dari Duta Besar Equador untuk Indonesia Santiago Javier Chavez Pareja, berupa cocoa artefak yang dibawa dari negaranya. Kedatangan dubes equador di museum chocolate monggo disambut oleh pemilik museum, Thierry Detourney, serta pihak Dinas Kebudayaan Kabupaten Bantul serta bahramus DIY. Tidak hanya terlibat dalam perbincangan terkait pekembangan usaha produksi cokelat di dunia terkhusus di Negara Equador, namun Dubes Equador juga berkesempatan mengunjungi dan melihat koleksi museum, sebelum dilaksanakan penyerahan kakao artefak dari dubes equador kepada pemilik dan pengelola museum chocolate monggo. Menurut ki hajar pamadhi seorang kurator seni, dari artefak yang berwujud vas berornamen sosok wajah orang Equador tersebut, membuktikan bahwa kakao sudah ada dan digunakan orang sejak lima ribuan tahun silam sebagai bahan minuman berupa cokelat cair. Nenek moyang Equador jaman dulu terbiasa membawa hasilnya panen biji kakaonya berupa cairan yang dimasukkan wadah, sebelum dibawa pulang untuk diolah. Ada beberapa artefak yang di temukan dan dan disimpan, 2 diantaranya diberikan untuk Philipina dan Indonesia.
“Jadi kami sangat berterimakasih kepada Duta Besar Equador karena memberikan penghargaan ini, jadi karena museum kami bukan museum koleksi, namun museum kami adalah museum edukasi jadi biar anak-anak bisa belajar bagaimana membuat coklat, darimana coklat, ini kami tampilkan koleksi-koleksi tata cara pembuatan coklat” ujar pemilik museum Chocolate Monggo, Thierry Detourney.
Negara Equador yang terletak di amerika selatan merupakan salah satu negara terbesar penghasil kakao di dunia, yang menurut data FAO Equador berhasil memproduksi biji kakao sebanyak 337 ton di tahun 2022. Begitu juga dengan Indonesia yang juga mejadi salah satu penghasil biji kakau terbesar di dunia, berasal dari asia tenggara. Di museum chocolate monggo tidak hanya menyimpan benda benda koleksi, namun juga terdapat ruang produksi dan shop room yang menyediakan dan menjual produk cokelat berbagai bentuk dan varian. Setiap pengunjung yang datang bisa belajar mengenal tentang sejarah cokelat, melihat proses produksi dan produk hasilnya, hingga merasakan sensasi nikmatnya makan cokelat.