TVRI YOGYAKARTA NEWS – MUCHAMMAD RIDWAN
Badan Penanggulangan Bencana Daerah, BPBD, Kabupaten Sleman melakukan finalisasi draf dokumen rencana kontiengsi gempa bumi sesar opak.
Dari hasil finalisasi ini empat kapanewon menjadi perhatian khusus karena berada di dekat episentrum gempa bumi sesar opak tersebut.
Kegiatan diskusi yang dilakukan di Aula 1 Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah, BPBD, Jalan Candi Boko, Dusun Beran, Kalurahan Tridadi, Kapanewon Sleman, Kabupaten Sleman ini untuk mengumpulkan masukan dan menyelaraskan langkah dengan semua pemangku kepentingan terkait ancaman bencana gempa bumi sesar opak di Kabupaten Sleman. Kegiatan mereview rencana kontijengsi yang telah disusun beberapa tahun yang lalu ini merupakan yang kelima kalinya dilakukan. Beradasar kajian dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, BMKG, ancaman gempa bumi di sesar opak dengan magtitude 6,6 Skala Richeter, sehingga lebih besar dari gempa bumi yang terjadi tahun 2006 silam dengan magnitude 5,9 Skala Richeter. Dalam rencana kontiengsi kali ini isu megatrus tidak dimasukkan kedalam rencana kontijengsi kali ini, namun demikian menjadi sebuah pemahaman masyarakat terhadap isu megatrus. Kepala BPBD Kabupaten Sleman mengungkapkan berdasarkan kejadian gempa bumi 2006 silam, saat ini 4 kapanewon yang berpotensi terdampak sesar opak karena dekat dengan episentrumnya, meliputi Kapanewon Prambanan, Kalasan, Berbah dan sebagian Kapanewon Depok, sehingga menjadi perhatian karena memiliki resiko tinggi terlebih dengan penduduknya yang banyak dan padat, serta terdapat fasilitas lain seperti jaringan pertamina berupa pipa gas, BBM, ataupun jaringan air bersih dan jaringan listrik berupa pal atau tiang listrik.
“Jadi sesar opak ini kan panjang, dari Pundong Bantul sampai Klaten, nah kita ini berada di tengah-tengahnya, di segmen tengah ini dimungkinkan jadi epicentrumnya gempa” ujar Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah, BPBD, Kabupaten Sleman, Makwan.
Kegiatan kali ini juga disambut postif kalangan relawan, salah satunya dari relawan di Kapanewon Berbah. Mereka menilai, apa yang diungapkan dalam diskusi kali ini menjadi acuan ketika bencana itu bernar-benar terjadi.
Dalam paparan rencana kontijengsi yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan ini diikuti dari unsur pemerintah maupun swasta termasuk juga akademisi sehingga diharapkan pada saat nanti ada gempa bumi di kabupaten sleman, mereka yang tergabung dalam kegiatan ini secara langsung bisa terlibat aktif dalam kegiatan kedaruratan.