TVRI YOGYAKARTA NEWS – AGUNG NUGROHO-ARIEF HERIAWAN
Hujan deras yang melanda di bantul khususnya di kawasan pembangunan proyek Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS), mengakibatkan banjir lumpur dibeberapa titik yang berdampak pada lingkungan dan pemukiman warga.
Kejadian ini langsung disikapi Satker PJN DIY dengan melakukan pembersihan sedimen dan membangun tanggul untuk mengantisipasi luapan di jalan nasional dan jalan desa di sekitar proyek.
Hujan deras yang terjadi dikawasan Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) Bantul di kelok 23 yang menghubungkan Bantul dan Gunungkidul memicu terjadinya banjir lumpur yang meluap ke jalan utama menuju Pantai Parangtritis terutama di Jalan Parangtritis KM 26, Kalurahan Parangtritis, Kapanewon Kretek Bantul, yang berdampak pada lingkungan dan pemukiman warga.
Komisi C DPRD DIY yang meninjau langsung kondisi di lapangan menemukan ada nya dugaan kesalahan analisa dari Satuan Kerja Pelaksana Jalan Nasional (Satker PJN) sebagai pelaksana. Ketua Komisi C DPRD DIY, Nur Subiyantoro yang memimpin peninjauan tersebut mengatakan, pembangunan proyek tidak memperhatikan potensi lumpur bekas galian tanah dan genangan air mengalir, akibatnya saat hujan terjadi, lumpur dan air mengalir ke pemukiman dan jalan warga. Karenanya satker pjn diminta segera melakukan perbaikan dan menangani masalah luapan air dan lumpur tersebut. Sehingga proyek JJLS kelok 23 yang akan dilakukan selama 720 hari kerja hingga Oktober 2025 mendatang dengan anggarannya mencapai Rp 305 miliar ini, dapat berjalan lancara tanpa memberi dampak negative terhadap lingkungandan warga.
Kepala Satker PJN DIY, Tisara Sita menjelaskan luapan lumpur dan air yang terjadi di Jalan Parangtritis memang karena dampak dari JJLS kelok 23. Karena itu pihaknya telah melakukan pembersihan sedimen di Jalan Nasional dan jalan desa di sekitar proyek JJLS kelok 23.
“Jadi semuanya masih berjalan, kalau terkait dengan adanya banjir di wilayah Jalan Parangtritis kita sudah membersihkan saluran dari sedimen-sedimen itu memang terbawa, dan kami sudah membersihkan sedimen-sedimen tersebut dari saluran jalan nasional dan saluran jalan warga” ujar Kepala Satker PJN DIY, Tisara Sita.
Untuk mengantisipasi luapan tanah dan air dari proyek tersebut, Satker PJN DIY sudah membangun tanggul. Dan menempatkan beberapa pondasi bore pile untuk mengantisipasi terjadi pergerakan tanah di lereng-lereng kawasan proyek. Nantinya crossing saluran drainase ke Jalan Nasional akan ditambahkan, dari 2 drainase menjadi 4 saluran.